Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kita Sedang Merekonstruksi Kedamaian dan Berdiri Tegaknya Negara Palestina..."

Kompas.com - 07/12/2017, 11:59 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi I DPR-RI TB Hasanuddin mengatakan, pengakuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa Jerusalem adalah ibukota Israel, dapat memunculkan konflik baru.

Seperti diketahui, Trump mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12/2017) waktu setempat.

"Saya sudah bicara jauh sebelumnya, kita kan sedang merekonstruksi kedamaian dan berdiri tegaknya negara Palestina. Kalau Donald Trump seperti ini, itu akan memancing sebuah konflik baru," kata Hasanuddin di kediaman Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto di Jakarta, Kamis (7/12/2017).

Lebih lanjut Hasanuddin mengatakan, DPR akan menunggu hasil diplomasi pemerintah Indonesia atas pengakuan Trump ini.

(Baca juga : Pemerintah Harus Kutuk Langkah Trump Akui Jerusalem Ibu Kota Israel)

 

Kemarin, Senin (4/12/2017), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah memanggil Duta Besar Amerika Serikat Joseph R Donovan untuk menyampaikan posisi Indonesia.

Anggota DPR RI Komisi I fraksi Partai Golkar Meutya Hafid.Fabian Januarius Kuwado Anggota DPR RI Komisi I fraksi Partai Golkar Meutya Hafid.

Dalam pertemuan itu, Menlu Retno menegaskan posisi Indonesia terhadap rencana kebijakan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

"Saya sudah sampaikan, Indonesia concern atas pemberitaan itu dan kami menyampaikan, apabila hal itu terjadi, maka dapat membahayakan proses perdamaian antara Palestina dan Israel," ujar Retno saat dijumpai di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (5/12/2017).

Retno juga menyampaikan bahwa rencana kebijakan Trump tersebut bakal menimbulkan gejolak di Timur Tengah. Stabilitas keamanan di sana berpotensi terancam.

(Baca juga : Trump Akui Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Harga Emas Menguat)

Sementara itu, anggota Komisi I DPR-RI Meutya Hafid sangat menyayangkan dan mengecam keras pengakuan Trump atas Jerusalem.

"Kita betul-betul menyayangkan dan mengecam keras pernyataan Presiden Amerika Serikat yang dini hari tadi mengakui keberadaan Jerusalem sebagai ibukota dari Israel, dan memerintahkan untuk adanya pemindahan kantor Kedutaan Amerika Serikat ke Jerusalem," kata Meutya.

Menurut dia, pengakuan Trump ini benar-benar tidak mencerminkan Amerika Serikat sebagai negara besar yang sepatutnya sangat peduli dengan adanya isu perdamaian dunia.

"Kami menghimbau Kementerian Luar Negeri untuk melakukan protes keras kepada Amerika Serikat terhadap pernyataan Trump," ujar Meutya.

Selain itu, lanjut dia, Komisi I DPR-RI juga menghimbau Kemenlu untuk segera menggandeng organisasi-organisasi internasional, termasuk PBB, untuk melakukan protes ataupun larangan kepada Amerika Serikat untuk mewujudkan rencana Trump.

Kompas TV Presiden Trump memerintahkan kedubes AS pindah ke Jerusalem.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com