JAKARTA, KOMPAS.com - Polri dan beberapa pihak terkait mulai merancang peta pengamanan jelang perayaan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 yang jaraknya berdekatan.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, terjadi peningkatan aktivitas masyarakat menjelang libur panjang akhir tahun tersebut.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, kepolisian telah berkoordinasi dan melakukan video conference untuk membahas hal-hal yang perlu diantisipasi jelang momen tersebut.
Hal pertama yang diantisipasi adalah situasi keamanan masyarakat, termasuk ancaman teror.
Baca: Polri Libatkan Kelompok Agama untuk Pengamanan Gereja Saat Natal
Pada akhir 2016, Densus 88 menangkap sejumlah teroris yang berencana melakukan aksi jelang dan saat Natal. Rencana tersebut harus dihentikan sejak awal.
"Ini semua simulasi sudah kami kerjakan, koordinasi sudah dilakukan. Tak lama lagi masuk Desember, saya akan laksanakan koordinasi lintas sektoral," kata Tito, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/11/2017).
"Soal pengamanan akan kami libatkan kelompok Islam, NU, Anshor, untuk bantu amankan gereja," kata Tito.
Terkait kerawanan di jalur darat, laut, maupun udara, Polri akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Jasa Marga, dan pihak terkait lainnya.
Baca juga: Menteri BUMN: Insya Allah KA Bandara Bisa Diresmikan Presiden Sebelum Natal
Hal ini untuk mengantisipasi penumpukan kendaraan dan macet karena banyaknya warga Ibu Kota yang ke luar kota.
"Saya pikir jangan khawatir. Yang besar seperti lebaran aja kita tangani, insya Allah kita bisa tangani dengan kerjasama, kekompakan, sinergi di lingkungan pemerintah, didukung masyarakat," kata Tito.
Antisipasi lonjakan harga pangan
Polri juga mengantisipasi potensi lonjakan harga dan keterbatasan stok bahan pokok jelang Natal dan tahun baru.
Bareskrim Polri telah mengundang Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Bulog, KPPU, Badan POM, dan BPS untuk bersinergi menjaga stabilitas harga.