Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Diminta Lapor jika Lihat Orang Mirip dalam Sketsa Penyiram Novel

Kompas.com - 28/11/2017, 21:10 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polri mengajak masyarakat berpartisipasi untuk menemukan pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan. Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah merilis dua sketsa wajah yang diduga merupakan pelaku penyiraman.

"Sudah melihat orang di gambarnya, 'Oh mirip-mirip nih', misalnya. Lapor dong. Jangan diam-diam saja," kata Setyo di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (28/11/2017).

Polda Metro Jaya membuka posko pengaduan bagi masyarakat yang ingin melaporkan. Polisi membuka saluran telepon hotline bagi masyarakat yang ingin menyampaikan informasi terkait wajah tersebut.

Masyarakat bisa menghubungi nomor telepon 081398844474.

(Baca juga: Polisi: Ada Paranormal Telepon Ingin Bantu Kasus Novel)

Hingga saat ini, kepolisian belum menerima laporan masyarakat terkait orang yang mirip dengan sketsa tersebut.

"Pasti ada tetangga kiri kanannya yang tahu ini ada si A, si B, si C di sini, gitu," kata Setyo.

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menjalani pemeriksaan usai penyerangan terhadap dirinya, Jakarta, Rabu (25/10/2017).Dokumentasi KPK Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menjalani pemeriksaan usai penyerangan terhadap dirinya, Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Idham Azis menyebutkan, sketsa wajah tersebut sudah 90 persen mirip dengan wajah pelakunya.

Saksi yang memberikan gambaran soal wajah pelaku itu berinisial S dan SN. Namun, polisi belum membeberkan identitas kedua orang dalam sketsa tersebut. Keduanya masih disebut Mr X.

"Kita bisa dapat gambar ini dari proses kerja sama bantuan dari Australian Federal Police, maupun back up jajaran Pusinafis Mabes Polri," ujar Idham.

Berdasarkan keterangan dalam formulir identifikasi wajah yang dirilis kepolisian, nama kedua pelaku ini masih belum diketahui. Identitas mereka masih disebut sebagai Mr X.

(Baca juga: Ini Ciri-ciri Dua Orang yang Diduga Pelaku Penyerangan Novel Baswedan)

Ketua KPK Agus Rahardjo dan Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis menampilkan sketsa pelaku yang diduga penyerang Novel Baswedan, Jumat (24/11/2017)Kompas.com/Robertus Belarminus Ketua KPK Agus Rahardjo dan Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis menampilkan sketsa pelaku yang diduga penyerang Novel Baswedan, Jumat (24/11/2017)
Ciri Mr X yang pertama yakni laki-laki berusia kurang lebih 40 tahun, suku bangsa Indonesia, memiliki tinggi kurang lebih 170 cm.

Pria tersebut digambarkan memiliki bentuk muka bulat, bentuk dagu berat, rambut hitam, hidung bulat besar, postur badan kekar, kulit sawo matang agak gelap. Informasi lain, dia memakai sweater warna abu-abu.

Saksi yang melihat pelaku menyatakan bahwa gambar ini punya kemiripan 90 persen dengan orang yang disebutkan ciri-cirinya.

Kemudian, ciri-ciri Mr X kedua yakni laki-laki berusia sekitar 35 tahun, suku bangsa Indonesia, memiliki tinggi kurang lebih 173 cm, muka oval, dagu tajam, rambut hitam lurus bergelombang panjang seleher, hidung lurus, postur badan ramping atletis, dan kulit sawo matang terang.

Informasi lain, dia memakai jaket warna hijau tua lengan warna terang.

Kompas TV KPK dan Polda Metro Jaya menggelar konferensi pers terkait kasus penyiraman yang menimpa Novel Baswedan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com