Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novanto Berkali-kali Ketiduran Saat Jalani Tes Kesehatan IDI

Kompas.com - 19/11/2017, 16:29 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto menjalani serangkaian tes kesehatan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Minggu (19/11/2017).

Hal itu disampaikan pengacara Novanto, Fredrich Yunadi, usai mendampingi kliennya menjalani tes kesehatan tersebut.

"Jadi dites soal apakah komunikasinya masih bisa, pendengarannya masih lancar atau tidak, kejiwaannya bagaimana, tesnya banyak sekali," kata Fredrich kepada wartawan di RSCM.

Fredrich mengatakan, kondisi kesehatan Novanto sebenarnya masih sangat lemah. Ia pun beberapa kali tertidur di sela-sela menjalani serangkaian tes dari IDI.

"Ya dites sambil tidur. Dibangunin terus. Ngomong sepatah dua patah tidur. Dibangunin, 'Pak, Pak," ucap Fredrich.

Baca juga : Pendapat Mantan Pimpinan KPK soal Praperadilan Setya Novanto

Fredirch mengatakan, saat menjalani salah satu tes tersebut Novanto diminta mendengarkan deretan angka. Lalu dokter meminta Ketua Umum Partai Golkar itu mengulang angka yang baru saja diucapkan.

Namun Novanto berkali-kali tidak bisa menjawab dengan benar.

"Ditanya coba dengerin ya ini angka. Contoh 1695. Diingetin, coba tadi angkanya berapa? Bingung. (Dijawab) 782 ya?" Ujar Fredrich.

"Ditanya lagi, ada satu kata yang benar. Terus tidur, dibangunin lagi, pusing," tambahnya.

Fredrich mengatakan, tes kesehatan tersebut dilakukan sekitar 10 dokter dari IDI. Sementara, Novanto didampingi istri dan anggota keluarga lainnya saat menjalani tes.

Dia memastikan tidak ada penyidik KPK yang mendampingi saat tes berjalan. Dua penyidik KPK dan dua anggota polisi Sabhara hanya berjaga di lorong, di luar ruang tes kesehatan.

Novanto dirawat di lantai 7 RSCM Gedung Kencana, kamar 705 dengan kelas VIP. Dia sebelumnya dirawat di RS Medika Permata Hijau pasca-kecelakaan mobil yang dialaminya pada Kamis malam (16/11/2017).

Novanto mengalami kecelakaan mobil di kawasan Permata Hijau ketika tengah diburu KPK.

Saat itu Novanto terburu-buru menuju ke studio salah satu stasiun televisi swasta untuk melakukan siaran langsung.

Setelah melangsungkan siaran langsung, Novanto berencana mendatangi KPK untuk memberikan keterangan.

KPK memburu Novanto setelah yang bersangkutan berkali-kali tak memenuhi panggilan KPK, baik sebagai saksi maupun tersangka kasus korupsi proyek e-KTP.

Saat ini status Novanto telah menjadi tahanan lembaga antirasuah meski masih menjalani perawatan kesehatan di RSCM Kencana.

Penahanan Novanto dimulai sejak 17 November 2017 hingga 6 Desember 2017.

Kompas TV Kalangan internal Partai Golkar semakin gencar mendesak Setya Novanto mundur dari jabatan ketua umum pasca penetapan dirinya, sebagai tersangka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com