JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri memiliki beberapa alasan saat akhirnya menunjuk I Wayan Koster sebagai calon gubernur Bali. Salah satunya, Mega mempertimbangkan pengalaman Koster sebagai anggota DPR RI.
"Dia (Koster) sudah tiga kali jadi anggota DPR. Nah, ini yang jadi persoalan. Banyak yang tanya, Ibu kalau pilih pemimpin dasarnya apa?" kata Mega saat mengumumkan deklarasi cagub dan cawagub Bali di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Sabtu (11/11/2017).
Menurut Mega, jika ingin menjadi pemimpin dan menduduki jabatan eksekutif, paling tidak calon pemimpin tersebut harus memiliki pengalaman sebagai anggota dewan. Baik di dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) maupun dewan di tingkat pusat.
Baca juga : PDI-P Usung I Wayan Koster-Tjok Ace di Pilkada Bali 2018
Menurut Mega, menjadi anggota dewan berarti memiliki mitra kerja pemerintah. Seorang calon pemimpin akan lebih mudah memahami apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dan mampu untuk mengambil tindakan yang tepat.
"Akan lebih baik kalau pernah jadi anggota dewan, mengerti perundangan, jalannya tata pemerintahan. Jadi penataannya ada," kata Mega.
Dalam acara deklarasi, Koster disandingkan dengan Tjokorda Artha Ardhana Sukawati atau Tjok Ace dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Bali pada 2018.