DEPOK, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu menyebut bahwa potensi gerakan separatisme di Indonesia terbilang kecil. Meski demikian, kata dia, potensi itu tak bisa dipandang sebelah mata. Sebab, banyak negara yang mengintai untuk memanfaatkan itu.
"Separatisme ini kecil, tapi digosok-gosok oleh negara lain untuk merongrong jadinya besar. Jadi gosip, makin digosok makin sip. Ini kita harus pandai," kata Ryamizard di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat, Selasa (31/10/2017).
Tak cuma itu, perkembangan dinamika global, regional, hingga nasional, kata dia juga telah mengisyaratkan tantangan yang lebih kompleks bagi pertahanan negara Indonesia.
"Ini khususnya dalam menjaga kedalautan dan keutuhan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI)," ujar dia.
(Baca: Kelompok Separatis Papua Diduga Terlibat Penembakan Pesawat Susi Air)
Karenanya, menurut Ryamizard, penguatan TNI dan alutsistanya harus menyesuaikan perkembangan mutlak dilakukan.
"Yang tua kita ganti, yang baru kita beli, tapi tidak jor-joran, hanya untuk menunjukkan kita punya senjata," kata Ryamizard.
Lainnya, kata dia, tantangan yang nyata, bahkan sudah di depan mata yang harus dihadapi Indonesia adalah terorisme dan radikalisme.
"Ancaman yang nyata, sangat nyata. Terjadi sewaktu-waktu. Ancaman terorisme dan radikalisme. Itu kita sudah tahu," kata Ryamizard.
"Ini ancaman ke depan, ancaman kepemimpinan masa depan yang harus menjadi perhatian kita semua," tutupnya.