JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Suwadi P Pranoto menilai, kecurangan yang dilakukan dalam pesta demokrasi akan merugikan banyak pihak. Termasuk juga pihak yang melakukan kecurangan tersebut.
PBNU, kata Suwadi, mengajak seluruh masyarakat berpartisipasi dengan tertib dalam pesta politik yang akan digelar mulai tahun depan.
"Kalau ribut kan juga rugi yang (bersaing) enggak sehat. Artinya, kami menyerukan persatuan, kompak, dan berpolitik secara sehat itu kan agar yang bersaing tidak dirugikan. Kalau pemilunya ribut, yang bersaing kan juga dirugikan, apalagi yang ikut membiayai," kata Suwadi di sela acara diskusi di bilangan Condet, Jakarta Timur, Sabtu (21/10/2017).
Seperti diketahui, pada 2018 akan dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak di 171 daerah. Kemudian, pada 2019 akan digelar Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden dan anggota legislatif.
Sejumlah pihak mengkhawatirkan munculnya kegaduhan.
Suwadi menyampaikan, PBNU berharap seluruh pihak menunjukkan sikap partisipasi politik yang dewasa. Hal ini agar pesta demokrasi dapat berlangsung dengan aman, damai dan juga tertib.
"Jadi, kami menyerukan pemilu yang damai. Ini manfaatnya tidak hanya untuk yang ikut pemilu, tidak hanya untuk masyarakatnya, tapi semua pihak yang yang berkaitan dan berkepentingan dengan pemilu itu agar sama-sama untungnya," kata dia.
Baca juga : Wasekjen PBNU Yakin Pilkada Tak Akan Pecah Belah Umat
Presiden Joko Widodo sebelumnya mengundang puluhan ulama Jawa Tengah ke Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/9/2017).
Salah satu yang disampaikan Jokowi adalah terkait tahun politik yang sudah semakin dekat.
"Kami ingin sedikit mengingatkan kita semuanya bahwa tahun depan sudah mulai tahun politik," kata Jokowi.
"Jadi kami mohon bantuan kepada seluruh pimpinan pondok pesantren, para ulama, kiai, pimpinan ormas, semuanya, agar tahun politik baik tahun depan maupun tahun depannya lagi itu kita jaga bersama," tambahnya.
Baca juga : Di Hadapan Ulama Persis, Jokowi Blak-blakan soal Tudingan PKI
Sementara Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, Indonesia sudah beberapa kali mengalami pesta demokrasi. Kegaduhan memasuki tahun politik merupakan hal biasa.
"Ini kan rutinitas, tahun politik itu kan tiap tahun ada. Cuma yang agak hangat saat mendekati pemilu. Itu biasa saja," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.