Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Indonesia Multikultur, Tugas Kita Saling Menghargai"

Kompas.com - 19/10/2017, 10:24 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Sekretaris Hubungan Internasional Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Agung Diatmika, menyambut baik langkah Kementerian Agama yang semakin serius dalam memupuk kerukunan beragama.

Hal itu dengan mengumpulkan semua pimpinan agama dan kepercayaan yang ada di tanah air.

"Mudah-mudahan makin banyak yang diterima (bergabung dalam diskusi), saya makin senang," kata Agung seusai menjadi pembicara dalam konferensi jurnalis agama di Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Tangerang, Rabu (18/10/2017).

Hak untuk menjalani ibadah dan berkeyakinan, lanjut dia, telah diatur oleh konstitusi.

Sehingga, ia menilai, seharusnya semua tokoh atau perwakilan agama dan kepercayaan di Indonesia diajak untuk berdiskusi terkait kerukunan beragama.

Dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) pun, kata Agung, selalu mengedepankan musyawarah.

"Di situ keputusan tidak pernah diambil dengan voting, selalu musyawarah mufakat," tuturnya.

Peran pemimpin agama, menurut dia, sangat penting untuk menciptakan kerukunan beragama.

Hal itu bisa diwujudkan dengan menyampaikan ajaran-ajaran agama yang bisa membuat kehidupan lebih rukun dan harmonis.

Agung mencontohkan ajaran agama Hindu, Vasudhaiva Kutumbakam atau yang berarti semua manusia bersaudara.

"Kalau saudara harusnya enggak bertengkar dong," kata Agung.

Ia menambahkan, kerukunan beragama bisa dicapai jika setiap masyarakat mengesampingkan ego masing-masing.

Ego tersebut, kata dia, merupakan penyakit yang akan terus merongrong masyarakat beragama di tanah air.

Agung menegaskan, multikultur, multiras dan multietnik di Indonesia harus dihargai.

"Sekarang bagaimana bisa saling menghormati, menghargai. Toleransi, lah. Semuanya berujung bagaimana kita mengurangi ego kita," kata dia.

Imbauan serupa pernah diungkapkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Menurut dia, seluruh masyarakat, mulai dari tokoh agama, pimpinan organisasi masyarakat keagamaan, Kementerian Agama dan warga sendiri bertugas mengembalikan substansi dan esensi agama pada kedudukan yang sesungguhnya.

Lukman mengungkapkan, semua agama mengajarkan agar manusia menebarkan kemaslahatan, rahmat dan kedamaian bagi sesama serta cinta kasih.

"Tidak ada satu pun agama yang mengajarkan kita untuk saling menafikan satu sama lain, saling merendahkan dan saling menumpahkan darah," ujar Lukman, Kamia (12/10/2017) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com