JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno akan dilantik di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada hari ini, Senin (16/10/2017).
Direktur Jenderal Bina Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Sumarsono berharap, setelah resmi dilantik, Anies-Sandi tak langsung melakukan pergantian jajaran di bawahnya.
Menurut dia, hal ini perlu diingat karena gubernur dan wakil gubernur berbeda dengan presiden dan wakil presiden. Pergantian presiden dan wakil presiden selalu diikuti pergantian kabinet.
"Gubernur dan wakil gubernur berbeda, tidak harus diikuti pergantian kepala SKPD. Ini tidak harus diikuti SKPD diganti sebagaimana pergantian kabinet," kata Sumarsono, yang biasa disapa Soni, saat dihubungi Minggu malam, (15/10/2017).
Baca juga: Anies: Sampaikan ke Semua, Besok Perubahan di Jakarta Dimulai!
Ia mengatakan, ada aturan kepala daerah dan wakilnya tak boleh melakukan perubahan personel daerah selama enam bulan setelah dilantik.
Akan tetapi, jika terpaksa dan kebutuhan mendesak, perubahan untuk satu atau dua personel diperbolehkan dengan catatan harus dengan izin tertulis Menteri Dalam Negeri.
"Oktober sampai April berarti. Kalau tak dapat izin tapi melakukan perubahan itu namanya pelanggaran Undang-Undang, dapat sanksi pembatalan gubernur," ujar dia.
Selain itu, kata Soni, pekerjaan rumah Anies-Sandi adalah melakukan konsolidasi antara dua pendukung calon yang sempat "panas" saat Pilkada DKI 2017 lalu.
"Pilkada serentak yang lalu betul-betul sangat pertarungan sengit karena ada penistaan agama, kelompok terbelah. Maka tugas berat Anies-Sandi adalah melakukan konsolidasi itu, dua paslon pendukungnya, harus jadi satu kesatuan," ujar Soni.
Baca: Peresmian Area Parkir di Kolong Tol Kalijodo Tergantung Anies-Sandi
Soni mengatakan, konsolidasi tersebut tak hanya untuk antar-pendukung pasangan calon. Tetapi juga konsolidasi terkait program pembangunan yakni program strategis nasional.
"Ada beban luar biasa ketika dapat tugas menyelesaikan program strategis nasional yang dibebankan Presiden. Misalnyanya Asian Games. Ini harus jadi prioritas. Nah, konsolidasi pada infrastruktur yang merupakan prooyek strategis," ujar dia.
Terakhir, mengonsolidasikan warga Betawi sebagai ruh Jakarta yang tidak boleh semakin tergusur ke daerah pinggiran. Menurut Soni, hal ini perlu jadi perhatian Anies-Sandi.
"Agar jadi pertimbangan utama, untuk diterjemahkan. Sebab, membangun Jakarta tak boeh meninggalkan budaya. Kalau tidak, Jakarta kehilangan ikon Betawinya," kata Soni.
"Karena Jakarta plural maka konsolidasi antar-agama, budaya penting. Anies-Sandi harus menempatkan diri sebagai negarawan yang nasionalis. Semangat kebangsaan penting untuk bisa menaungi pluralisme yang ada di Jakarta. Itu tugas penting Anies-Sandi," kata mantan pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta itu.