Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setya Novanto Dinilai Akan Jadi Ancaman Golkar Tak Populer di Pemilu

Kompas.com - 07/10/2017, 10:39 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Posisi Ketua Umum DPP Partai Golkar mantap dijabat oleh Setya Novanto. Apalagi pasca dirinya bebas dari status tersangka dugaan korupsi proyek pengadaan kartu kartu tanda elektronik (e-KTP).

Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit pun mengganggap sosok Novanto justru akan tetap menjadi ancaman bagi Golkar meski tak lagi menyandang status tersangka.

Sebab, mayoritas publik dinilai tak lagi punya respek dan percaya kepada Ketua DPR RI tersebut.

"Ancaman untuk tidak populer dalam Pilkada dan Pemilu yang akan datang. Akan ada resiko menolak Novanto dari internal Golkar. Ini partai pasti akan terbelah," kata Arbi kepada Kompas.com, Sabtu (7/10/2017).

Harusnya kata Arbi, Golkar segera mengganti Novanto selagi ada waktu untuk persiapan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 yang sudah bergulir tahapannya.

"Jadi saya kira justru lebih cepat pergantian ini lebih punya waktu Golkar untuk memperbaiki kepercayaan publik. Jadi jangan coba-coba Golkar menunda-nunda," kata Arbi.

Baca: Tujuh Kader Ditangkap KPK dalam Sebulan, Nusron Ingin Golkar Berbenah

Meski diakui Arbi, mengganti pucuk pimpinan partai berlambang pohon Beringin tersebut tak serta-merta menyelesaikan persoalan menguapnya kepercayaan publik terhadap Golkar.

"Ya tentu tidak segera otomatis. Tapi kan Golkar punya basis atau pijakan untuk memperbaiki diri dan bisa tumbuh kembali. Itu apabila pengganti Novanto itu adalah orang yang yang layak dipercaya," kata dia.

"Cuman ada konflik di dalam, pihak Novanto akan menunda-nunda terus, akan menghilangkan upaya untuk menggusur Novanto.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menegaskan bahwa Setya Novanto tetap dipertahankan sebagai ketua umum partai.

Sebab, kata Idrus, Novanto telah mengeluarkan memo bahwa dirinya tetap sebagai pemimpin tertinggi Golkar.

"Novanto kembali memimpin dan sudah juga mengeluarkan memo kepada saya untuk menyampaikan bahwa beliau akan kembali memimpin setelah sakit kemarin dan aktif sebagai Ketum DPP Partai Golkar. Enggak ada masalah," kata Idrus di Hotel The Sultan, Senayan, Jakarta, Kamis (5/10/2017).

Baca: Sekjen Golkar Sebut Novanto Bikin Memo untuk Tegaskan Tetap Jadi Ketum

Idrus pun membantah soal adanya hasil kajian Tim Elektabilitas, termasuk rekomendasi penonaktifan Setya Novanto sebagai ketua umum.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com