Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HUT TNI, Drama Kolosal Perjuangan Jenderal Sudirman Ditampilkan

Kompas.com - 05/10/2017, 10:58 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

BANTEN, KOMPAS.com - Cucu Panglima Besar Jenderal Sudirman, Danang Priambodo Sudirman, tampil dalam pagelaran drama kolosal saat upacara HUT ke-72 TNI di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017).

Danang berperan sebagai Jenderal Sudirman saat bergerilya melawan Belanda pada pertengahan Desember 1948 di Yogyakarta. Ketika itu Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta.

Di saat pemimpin-pemimpin politik berlindung di Keraton Sultan, Sudirman beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama tujuh bulan.

Adegan awal menggambarkan kehidupan masyarakat Yogyakarta yang rukun dan damai. Tiba-tiba, pasukan Belanda datang dan menembaki warga yang ada di jalan raya. Pesawat menjatuhkan bom dan mengguncang seluruh wilayah Yogyakarta.

Jenderal Sudirman dalam keadaan sakit bangkit dan melapor ke Presiden Soekarno. Sudirman tetap bersikeras berjuang meski Presiden Soekarno memintanya beristirahat.

(Baca juga: Rayakan HUT ke-72, TNI Gelar Upacara, Parade Pasukan dan Alutsista)

Sudirman memutuskan bergerilya untuk melawan Belanda. Sementara pihak Belanda memerintahkan pasukannya untuk menangkap Jenderal Sudirman hidup atau mati.

Saat Jenderal Sudirman dikepung di daerah Sedayu, seorang mata-mata melaporkan keberadaan Sudirman. Namun, Sudirman berhasil lolos.

Dalam suatu adegan, seorang prajurit di pasukannya bertanya kepada Jenderal Sudirman,"Kiai menggunakan jimat apa agar bisa berkali-kali lolos dari sergapan Belanda?"

Sudirman menjawab, "Jimat saya itu ada tiga. Pertama saya tidak pernah lepas dari bersuci. Kedua, saya selalu shalat tepat waktu. Dan ketiga, semua saya lakukan dengan tulus bukan untuk diri saya sendiri, keluarga, institusi maupun partai tapi untuk seluruh rakyat Indonesia."

Dalam drama tersebut, TNI juga menggunakan pesawat EMB-314 Super Tukano yang seakan membombardir pasukan gerilya Sudirman.

Selain drama kolosal, perayaan HUT TNI juga diramaikan oleh pagelaran kesenian debus dan pencak silat.

(Baca: Debus dan Pencak Silat Akan Ramaikan HUT ke-72 TNI)

Mereka menunjukkan kekebalan tubuh mereka dari sayatan benda tajam. Bahkan ada seorang prajurit yang menusuk lidahnya menggunakan besi panjang, tanpa merasa kesakitan.

Seluruh prajurit tersebut berasal dari satuan Kopassus, Divisi I Kostrad, Kodam HI/Siliwangi, Korps Marinir, dan TNI AU.

Mereka juga menampilkan seni bela diri pencak silat gabungan dari berbagai jenis pencak silat yang ada di Indonesia, antara lain Merpati Putih, Tapak Suci, Perisai Diri, Pagar Nusa, Pemersatu Hati, Pagar Kencana, Ciung Wanara, Cimande, Panglipur dan Budi Kaneana.

Kompas TV Beragam atraksi dan unjuk kebolehan pasukan TNI menjadi daya tarik peringatan hari ulang tahun ke-72 TNI, 5 Oktober mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com