Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menang Praperadilan, Novanto Berpotensi Batal Dinonaktifan

Kompas.com - 02/10/2017, 12:37 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily menuturkan, rapat pleno soal penonaktifan Ketua Umum Setya Novanto masih belum dapat dipastikan.

Sedianya, rapat pleno tersebut dilangsungkan Senin (2/10/2017) hari ini, namun sejumlah anggota DPP belum mendapatkan undangan rapat. Adapun rapat itu rencananya membahas soal rekomendasi tim elektabilitas partai.

"Sampai saat ini secara resmi surat DPP Partai Golkar tentang undangan rapat tersebut belum kami terima," kata Ace di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.

Meski begitu, menurutnya, sejumlah anggota DPP tetap akan mengantisipasi jika rapat nantinya jadi dilaksanakan.

Ace menambahkan, dinamika internal mengemuka pascaputusan praperadilan yang memenangkan Novanto. Suara lantang yang meminta Novanto nonaktif, kini mulai meredup. Di samping itu, ia juga mendengar kabar bahwa Novanto akan segera pulang dari rumah sakit. 

(Baca: Sejak 2012, Khatibul Dengar Rumor Proyek E-KTP Diatur Setya Novanto)

"Kalau situasinya seperti begitu kan bisa saja dimungkinkan bahwa Pak Setya Novanto pertimbangannya akan hadir (rapat), sehingga bisa saja diundur," tuturnya.

Anggota Komisi II DPR itu tak dapat memastikan pihak-pihak mana saja yang mendukung tetap dilaksanakannya pleno. Namun, ia menegaskan preferensi publik sangat penting untuk Partai Golkar dalam menentukan sikap politik.

Dia menuturkan Golkar selalu mengedepankan prinsip "Suara Golkar, Suara Rakyat". 

"Secara pastinya kami bisa lihat pandangan-pandangan dalam rapat pleno. Dalam rapat pleno menjadi sangat penting untuk melihat dinamikanya seperti apa," kata Ace.

 

(Baca: Analogi Tiga Maling Ayam dan Putusan Praperadilan Setya Novanto...)

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid memastikan rapat pleno Senin malam tetap dilaksanakan. Meski begitu, ia meragukan apakah undangan telah disebar kepada anggota oleh Sektetaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham.

"Iya (jadi). Tapi masalahnya apa undangannya diedarkan oleh Sekjen atau enggak saya belum tahu. Kan sekjen yang punya kewenangan itu," kata Nurdin.

Nurdin sebelumnya mengatakan, rekomendasi penonaktifan Novanto muncul dari tim kajian elektabilitas yang dipimpin oleh Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Golkar Yorrys Raweyai.

Ia menyatakan, dalam rekomendasinya, tim kajian elektabilitas menyarankan agar Golkar segera menunjuk Plt pengganti Novanto. Hal ini karena elektabilitas Golkar terjun bebas sejak Novanto ditetapkan tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP oleh KPK.

"Kemudian kKorbid Polkuham itu merekomendasikan untuk ketum (ketua umum) nonaktif, jadi ketum sendiri yang nonaktif bukan berhenti agar supaya beliau bisa konsentrasi kepada persoalan hukum, kemudian nanti ada pelaksana tugas dalam menjalankan tugas," kata Nurdin di Senayan, Jakarta, Rabu (27/9/2017).

Kompas TV Ketua DPR Setya Novanto dikabarkan akan pulang dari Rumah Sakit Premier, Senin (2/10) esok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com