Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Krisis Rohingya, Ini Saran Agus Yudhoyono untuk Pemerintah RI

Kompas.com - 20/09/2017, 16:35 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono, telah menyampaikan sejumlah rekomendasi terkait krisis Rohingya kepada pemerintah.

Salah satunya adalah agar pemerintah nengirimkan pengamat independen atau independent observers. Adapun rekomendasi tersebut telah disampaikan oleh Agus melalui Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

"Rekomendasi kami adalah kemungkinan yang baik adalah mengirimkan pengamat perdamaian yang bersifat independen," kata Agus dalam sebuah konferensi pers di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (20/9/2017).

Pengamat tersebut, kata Agus, tak harus berada di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa dan bisa bekerja di balik layar. Tujuannya, adalah untuk memastikan apakah kejadian di Myanmar betul-betul sesuai dengan pemberitaan yang ada.

Namun, diterjunkannya pengamat independen tersebut harus tetap menghormati prinsip non-intervensi yang berlaku.

"Melalui diplomasi yang tidak harus menggunakan megaphone dalam istilah diplomasi, tetapi diam-diam di belakang layar dengan niat yang baik," tuturnya.

(Baca juga: Bahas Isu Rohingya, Agus Ungkit Jasa SBY Berhasil Bujuk Myanmar)

Peneliti tersebut bekerja secara independen, netral dan imparsial serta memberikan peran positif untuk check and balance.

Agus menambahkan, hal serupa pernah dilakukan saat terjadi konflik di Aceh yang melibatkan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) serta konflik Moro di Filipina.

Tim peneliti independen diterjunkan agar solusi dapat dihadirkan dalam rangka membantu sesama negara anggota ASEAN. Dalam konteks di Aceh, misalnya, tim peneliti tersebut terdiri dari mantan-mantan perwira dari berbagai negara.

"Pernah terjadi di Aceh, Aceh Monitoring Mission. Diundang sejumlah former military officer (mantan perwira) dari beberapa negara di ASEAN untuk mengamati situasi di Aceh ketika sedang berkecamuk," ucap Agus.

Kompas TV Suu Kyi mengutuk pelanggaran hak asasi manusia dan menyatakan sedang melakukan restorasi di negaranya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com