JAKARTA, KOMPAS.com - Proses seleksi calon hakim melalui jalur CPNS saat ini tengah berlangsung.
Sebanyak 1.684 formasi yang dibutuhkan untuk ditempatkan di lingkungan peradilan umum, peradilan agama dan peradilan Tata Usaha Negara (TUN).
Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Achmad Setyo Pudjoharsoyo menjamin seleksi cakim 2017 yang diselenggarakan oleh Panitia Seleksi Nasional akan steril dari permainan.
Salah satunya karena tahapan seleksi kemampuan dasar (SKD) yang memiliki bobot penilaian terbesar, dilakukan dengan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT).
(baca: MA Jamin Tak Ada Permainan dalam Seleksi Calon Hakim 2017)
Dengan digunakannya sistem CAT, Achmad optimistis, praktik kecurangan yang biasanya muncul ketika ada seleksi kepegawaian, tidak akan terjadi lagi.
Dia mencontohkan praktik tersebut, yaitu menawarkan calon peserta seleksi bisa lolos ke tahapan tertentu dengan imbalan sejumlah uang.
"Saya yakin cara-cara seperti ini tidak akan bisa tembus, karena sudah menggunakam sistem CAT. Dan MA tidak berperan aktif, dan hanya 25 persen (bobot penilaian tes wawancara)," kata Achmad dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (31/8/2017).
Meski tak menjelaskan detail, Achmad mengatakan, dalam proses seleksi calon hakim 2017 ini saja, sudah ada pihak yang hampir menjadi korban penipuan.
Selain itu, pada tahapan administrasi kemarin, proses seleksi pernah diganggu oleh orang tak bertanggungjawab.
Jaringan internet MA diretas dan untuk beberapa hari tidak bisa digunakan untuk pendaftaran online.
"Ada juga yang coba-coba mengacak beberapa peserta. Data mereka kemudian dicuri dan dimasukkan ke pendaftaran seleksi CPNS Kemenkumham. Akibatnya ini menjadi masalah," kata dia.
Melihat berbagai masalah itu, pihak MA kini menggandeng Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya dalam proses seleksi cakim 2017.
Achmad menegaskan kepada masyarakat bahwa MA akan menjaga proses seleksi ini tetap steril.
"Yang kami harapkan, jangan ada orang yang coba-coba bermain mempengaruhi, untuk tujuan mendapatkan uang," katanya.
"Yang kami ingin dapatkan adalah hakim-hakim yang betul-betul berintegraitas dan punya keilmuan yang tinggi. Ini hanya bisa kita dapatkan kalau kita kerja sama dengan semua pihak termasuk media," kata Achmad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.