Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rembuk Nasional 2017 Kembali Digelar, Apa Saja yang Dibahas?

Kompas.com - 18/09/2017, 12:35 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rembuk Nasional kembali digelar pada tahun 2017 ini dalam rangka memberi masukan kepada pemerintah Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla atas sejumlah masalah yang timbul di Indonesia.

Permasalahan tersebut akan dibahas dan dicari solusi untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah dalam bentuk rekomendasi.

Ketua Pelaksana Rembuk Nasional 2017 Firdaus Ali mengatakan, forum yang melibatkan kelompok masyarakat lintas disiplin dan profesi ini akan menelaah tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK.

"Kalau ada kekurangan, ada masukan yang jadi corrective action. Sehingga apa yamg dilakukan dan direncanakan deviasinya semakin kecil," ujar Firdaus, di Kantor Dewan Pertimbangan Presiden RI, Jakarta Pusat, Senin (18/9/2017).

Rembuk Nasional 2017 bertajuk "Membangun untuk Kesejahteraan Rakyat".

Dalam rembuk kali ini, ada 12 topik yang diangkat. Topik tersebut antara lain, pengelolaan polhukam dan ketahanan nasional; menata ekonomi, industri, dan perdagangan; menuju kedaulatan dan mengelola keamanan pangan; kesehatan masyarakat dan kesejahteraan sosial; hingga merawat kebhinekaan dan memperkokoh NKRI.

Yang berbeda dari rembuk nasional ketiga tahun ini, adanya rembuk daerah yang terlebih dahulu digelar.

Rembuk daerah dilakukan secara terpisah di 16 universitas yang ada di 14 provinsi di Indonesia.

"Karena ada yang beda pendapat, ada yang punya pikiran lain, untuk mengelaborasi pendapat jadi satu usulan," kata Firdaus.

Nantinya, usulan rembuk daerah dibawa ke rembuk nasional yang akan dipusatkan di Jakarta.

Rembuk Nasional akan digelar pada 25 Oktober 2017 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat.

Dalam rembuk nasional sebelumnya, kata Firdaus, ada sejumlah rekomendasi yang telah diserahkan kepada presiden melalui Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan.

Rekomendasi itu ditujukan untuk perbaikan kinerja kementerian dan lembaga, terutama dalam pembangunan infrastruktur agar lebih merata.

"Ini sudah diakomodasi kementerian dan lembaga. Tentu tidak semua bisa diakomodasi. Bahan 2016 ini kami jadikan patokan dan diserahkan ke kelompok akademis," kata Firdaus.

Kompas TV Melihat Keakraban Para Presiden RI di Istana Merdeka


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com