Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lenis Kogoya Benarkan Kabar Panglima OPM Yapen Timur Gabung NKRI

Kompas.com - 04/09/2017, 13:46 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Presiden Kelompok Kerja Papua, Lenis Kogoya, membenarkan adanya kabar terkait Panglima Organisasi Papua Merdeka (OPM) Yapen Timur, Kris Nussy yang menyatakan diri bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Namun, Lenis belum bisa menjelaskan secara lengkap mengenai pernyataan dari Kris Nussy tersebut, sebab pihak Istana belum menerima surat pernyataan resmi.

"Kalau dari (OPM) Yapen Timur. Saya belum bisa menyampaikan laporan lengkap karena belum ada pernyataan resminya. Tapi menurut informasi itu saya memang dengar," ujar Lenis saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Jakarta Pusat, Senin (4/9/2017).

Lenis menuturkan, saat ini persoalan keamanan di Papua terkait pergerakan OPM sudah relatif aman. Sebagian besar kelompok OPM yang mendiami kawasan pegunungan, kata Lenis, sudah menyatakan sikap akan mendukung upaya pembangunan di Papua oleh pemerintah.

(Baca: 154 OPM Menyatakan Diri Kembali ke NKRI)

Lenis bahkan menyebut OPM di kawasan pegunungan tidak akan melakukan gerakan separatisme.

"Kalau di gunung oke. Saya bisa jawab. Mereka pasti jaga pemerintah karena mereka sudah menyatakan siap mendukung pemerintah untuk pembangunan masalah papua. Mereka senang dengan pemerintah itu kenapa tidak ada pergerakan sampai hari ini," kata Lenis.

"Soal keamanan, saya sebagai kepala suku, dibilang masalah OPM ini aman. Saya sudah beberapa kali menyatakan pernyataan sikap saya. Masalah OPM itu ada di tangan kepala suku. Itu jaminannya saya. Mereka tidak akan melakukan penembakan. Kecuali diganggu, tapi saya jamin itu tidak akan terjadi," ucapnya.

Kompas TV Belasan Anggota OPM Ucap Ikrar Kembali ke NKRI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com