Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teten Masduki Sampaikan Pesan ke Jonru, Fitnah Itu Tak Elok

Kompas.com - 30/08/2017, 20:21 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki meminta aktivis media sosial Jonru Ginting menghentikan fitnah terhadap Presiden Joko Widodo.

Diketahui, Jonru mengaku pernah mengunggah di akun Facebook-nya bahwa asal-usul orangtua Jokowi tidak jelas.

"Fitnah-fitnah semacam itu tak elok. Sudah saatnya dihentikan," ujar Teten di Kompleks Istana Presiden, Jakarta pada Rabu (30/8/2017).

Jika fitnah-fitnah Jonru kepada Presiden Jokowi terkait politik, Teten berpesan agar berpolitik dengan sehat dan santun. Jonru diminta jangan malah menyebarkan informasi yang membodohi masyarakat.

(Baca juga: Istana: Masak Presiden "Ngurusin" Jonru?)

Pemerintah, kata Teten, sangat menerima masukan dan kritik jika bersifat membangun, bukan sebaliknya.

"Kritiklah kebijakan-kebijakan pemerintah kalau ada yang kurang tepat, sehingga bermanfaat untuk kemajuan masyarakat," ucap Teten.

Diketahui, pengakuan Jonru itu terungkap ketika menjadi salah satu narasumber di salah satu tayangan televisi nasional, Selasa (29/8/2017) malam.

Awalnya, politikus Partai Nasdem Akbar Faizal yang juga menjadi narasumber, bertanya kepada Jonru soal kebenaran unggahannya yang menyebut asal-usul orangtua Jokowi tidak jelas.

Jonru mengiyakannya. Akbar lalu langsung menyarankan polisi menindaklanjuti pengakuan Jonru tersebut. Video percakapan Akbar dengan Jonru tersebut pun viral di media sosial.

Kompas TV Presiden meminta kapolri mengusut tuntas, tak hanya kelompoknya, tetapi juga siapa pemesan dan pembayarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com