Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Elza Syarief yang Sesalkan Keputusan Miryam S Haryani Cabut BAP

Kompas.com - 29/08/2017, 07:47 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara Elza Syarief mengungkapkan ketidaknyamanannya berulangkali diperiksa sebagai saksi dalam kasus e-KTP dan kasus dugaan pemberian keterangan palsu terkait kasus e-KTP dengan terdakwa Miryam S Haryani.

Dalam program Aiman, yang ditayangkan Kompas TV, Senin (28/8/2017) malam, Elza mengaku tidak nyaman karena kerap menjadi saksi pada kasus tersebut.

"Saat ini saya merasa enggak nyaman dan saya kalau misalnya harus mundur, bagus saya enggak terlibat deh kasus ini," kata Elza.

Elza membantah jika ada yang menganggap dia mencari pamor lewat kasus ini.

"Gue sudah terkenal, enggak usah lagi pakai kasus-kasus begini untuk bikin terkenal saya. Saya pokoknya enggak enak deh," ujar Elza, sambil menitikkan air mata.

Baca: Elza Syarief Dapat Info Rudi Alfonso Pengaruhi Saksi E-KTP untuk Cabut BAP

Dia menyesalkan langkah Miryam yang mencabut BAP.

Ia mengatakan, keputusan Miryam mencabut BAP telah menyusahkan dirinya karena seolah-olah ia mengajari Miryam melakukan hal tersebut. 

"Saya kalau mau ulangin, saya suka nyeselin, ngapain lu cabut berita acara tuh bikin jadi gue susah. Jadi saya kan harus bela diri, kalau misalnya, saya enggak menyatakan sebenarnya, kan terbukti saya yang ngajarin dia untuk cabut itu, dan orang-orang tuh kayaknya merekayasa, saya jadi kayak orang bersalah," ujar Elza.

Sementara itu, soal ancaman terkait kasus ini, Elza tak menyebutkannya secara terbuka. Ia hanya mengaku tengah mempertimbangkan mengajukan program perlindungan saksi dan korban kepada LPSK.

"Saya lagi pertimbangkan itu," ujar Elza.

Baca: Elza Syarief: Miryam Merasa Diadili dan Dianggap Pengkhianat oleh DPR

Dalam kasus e-KTP, menurut dia, banyak hal yang tak sesuai fakta.

"Dalam persidangan itu kan banyak ketidakcocokan cerita. Jadi mereka itu bikin drama seolah saya itu orang sudah tua, pikun, enggak fokus, lupa-lupa, karena enggak sama. Tapi saya ngomong yang sebenarnya," ujar Elza.

Elza juga menduga ada kepentingan besar dalam kasus e-KTP dan siapapun bisa menyerang yang lainnya. 

Meski tak nyaman menjadi saksi, sebagai warga negara yang baik, Elza akan memenuhi panggilan pengadilan jika dipanggil lagi sebagai saksi.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang menyatakan Elza memang saksi yang perlu perlindungan.

"Makanya khusus untuk ibu Elza kita sudah menjadi perhatikan khusus ya, dan mudah-mudahan beliau, kelihatannya memang beliau ada sedikit yang unsecure dan kita memang harus memberikan perlindungan," ujar Saut.

Saut mengaku memang mendengar adanya ancaman untuk Elza.

"Ya saya dengar begitu," ujar Saut.

Kompas TV “Nyanyian” Nazaruddin di Kasus KTP Elektronik (Bag 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com