Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu Sebut Utang Bukan Momok Asal Dikelola Penggunaannya

Kompas.com - 27/08/2017, 13:24 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, keberadaan utang dalam sistem tata kelola keuangan negara merupakan hal yang lumrah, asal jumlahnya wajar.

Di negara maju sekalipun, kata dia, pasti memiliki utang yang jumlahnya beragam, tergantung pembangunan di negara tersebut.

"Apakah dengan negara berutang, negara itu tidak berkah? Tidak. Buktinya negara lain maju saja," ujar Sri dalam acara workshop nasional perempuan Partai Golkar di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (27/8/2017).

Sehingga, dia menganggap utang bukan merupakan momok yang harus dipermasalahkan. Hal terpenting adalah utang tersebut harus dikelola hati-hati.

Baca: Rencana Gedung Baru DPR, Sri Mulyani Ingatkan Prinsip Efisiensi

Sri melanjutkan, jika dikelola dan diawasi betul penggunaannya, utang justru menjadi sumber solusi keuangan negara.

Namun, bukan berarti dengan banyaknya jumlah pinjaman membuat Indonesia bisa disebut kecanduan utang.

"Karena itu kita jangan sembrono. Tapi kita juga jangan takut secara berlebih-lebihan juga," kata Sri.

Sri lantas bercerita bagaimana orangtuanya menyekolahkan sepuluh anak mereka hingga jenjang perguruan tinggi.

Ia mengatakan, dengan pendapatan yang kecil mustahil menyekolahkan semua anaknya dengan biaya sendiri.

Jadi, Sri dan sebagian besar saudaranya bersekolah dengan beasiswa, sebagian dititipkan ke sanak keluarga.

Ia menyebut hal tersebut juga sebagai utang karena adanya keterlibatan orang lain dalam proses itu.

Sri mengatakan, ada takaran tertentu untuk mengukur apakah utang telah menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan. Ia selaku menteri keuangan memiliki tolak ukur mengenai utang tersebut.

Baca: Sri Mulyani Ingatkan PNS yang Sering Rapat, Jangan Buang Waktu dan Uang Negara

"Artinya, apakah jumlahnya sudah mengkhawatirkan, apakah rasionya mengkhawatirkan, apa yang perlu diwaspadai, dan apakah utang dipakai untul hal yang produktif, itu yang perlu kita awasi," Sri menegaskan.

"Apakah benar utang itu akan jadi jalan raya yang membuat ekonomi kita jalan, apakah utang itu jadi listrik yang bisa seluruh daerah dapatkan listrik, itu hal yang perlu kita pertanyakan dan awasi," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com