Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Terasing Bisa Jadi Pendorong Seseorang Bergabung dalam Kelompok Radikal

Kompas.com - 14/08/2017, 18:04 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid menilai, faktor ekonomi atau pendidikan bukan faktor dominan yang membuat seseorang terjerumus bergabung ke kelompok radikal.

Menurut Yenny, alasan seseorang bergabung dengan kelompok radikal karena adanya perasaan teralienasi atau merasa terasingkan.

"Jadi 2 hal ini (pendidikan dan ekonomi) tidak berkolerasi. Yang berkolerasi adalah perasaan teralienasi, kegelisahan. Ini bukan persoalan Indonesia, ini persoalan banyak bangsa di dunia," kata Yenny, pada Simposium Nasional bertajuk "Bangkit Bergerak, Pemuda Indonesia Majukan Bangsa", di Balai Kartini, Jakarta, Senin (14/8/2017).

Yenny mencontohkan, pada kasus Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo, salah satu anggota kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) asal Indonesia.

Yenny mengatakan, secara finansial, Bahrun terbilang dari kalangan mampu.

Selain itu, Bahrun juga mengenyam pendidikan tinggi. Meski demikian, dia tetap terjerumus ke dalam kelompok ISIS.

"Bahrun Naim itu S2 dan anaknya saudagar batik di Solo. Bahrun Naim ini adalah orang Indonesia yang sekarang ada di ISIS dan aktif merekrut orang-orang baru," kata dia.

Yenny mengatakan, anak-anak muda yang kerap gelisah atau ingin melakukan sesuatu tapi tak mendapatkan dukungan dari sekitarnya juga sangat rentan dipengaruhi.

Menurut Yenny, persoalan antisipasi berkembangnya kelompok radikal tidak bisa jika hanya diserahkan kepada aparat penegak hukum.

"Artinya, tantangan kita sebagai manusia ke depan semakin besar sekali. Dan tidak bisa hanya ditanggapi oleh hanya Beliau-beliau saja, tidak bisa Kapolri dan TNI saja," kata Yenny.

Berdasarkan penelitian, kata Yenny, 0,4 persen penduduk di Indonesia pernah melakukan tindakan radikal.

Kemudian, sebesar 7,7 persen masyarakat Indonesia menyatakan ingin melakukan tindakan radikal apabila dimungkinkan.

"Ini nominal yang kecil ya, 0,4 persen dan 7,7 persen. Tetapi jika diproyeksikan terhadap populasi di Indonesia yang berisi 50 juta masyarakat, maka yang didapatkan adalah (sekitar) 600 ribu orang pernah melakukan tindak radikal, dan 11 juta orang ingin melakukan tindakan radikal kalau ada kesempatan," kata Yenny.

Kompas TV Cegah Paham Radikal, Polisi Kunjungi Perkampungan Terpencil

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com