JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta Gerakan Masishwa Nasional Indonesia (GMNI) untuk ikut andil dalam mengawasi gerakan radikal di kampus-kampus. Hal ini disampaikan Jokowi saat menerima para pengurus GMNI di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (31/7/2017).
"Presiden menyampaikan agar GMNI juga ikut dalam persoalan-persoalan hari ini, gerakan-gerakan radikalisme di kampus-kampus," kata Ketua GMNI Chrisman Damanik usai pertemuan tertutup dengan Jokowi.
"Agar GMNI bisa mengambil peran bersama dengan teman-teman organisasi lain yang kemudian bisa menyelamatkan bangsa kita dari radikalisme di indonesia ini," tambah dia.
(Baca: Wiranto: Jokowi Dipuji Internasional, tapi di Dalam Negeri Dihujat)
Di sisi lain, lanjut Chrisman, GMNI mengapresiasi berbagai kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah.
GMNI menilai, kebijakan pemerintah seperti peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017 tentang organisasi kemasyarakatan, bisa menyelamatkan bangsa dari persoalan-persoalan gerakan radikalisme.
"Kami juga memberikan apresiasi kepada bapak Presiden bersama pemerintahan hari ini yang ada itikad baik untuk mengembalikan keadulatan kekayaan alam kita, baik yang ada di Papua dan seluruh wilayah indonesia," kata dia.