BOGOR, KOMPAS.com -- Presiden Joko Widodo mengatakan, budaya asing telah masuk ke Indonesia secara besar-besaran. Masyarakat harus mengantisipasi supaya budaya sendiri tidak kalah bersaing.
"Infiltrasi budaya (asing) sudah masuk ke gang-gang kita," ujar Jokowi di depan 503 mahasiswa peserta program penguatan Pancasila di halaman Istana Presiden, Bogor, Sabtu (12/8/2017).
Salah satu contohnya adalah demam K-Pop di tanah air. Jokowi mengingatkan, tidak menjadi soal jika masyarakat Indonesia menyukai produk industri kreatif negara lain. Tidak menjadi soal pula jika masyarakat berbondong-bondong menonton konsernya.
Toh, Jokowi juga sering menonton grup musik asal luar negeri.
"Tadi malam saya nonton We The Fest. Shura saya nonton, Linkin Park saya nonton, Metalica saya nonton, Lamb of God saya nonton, Judas Priest saya nonton. Semuanya saya tonton," ujar Jokowi.
(Baca: Hadir di We The Fest, Jokowi Ingin Mengamati Generasi Milenial)
Jokowi mempelajari bagaimana budaya asing itu bisa masuk dan diminati oleh masyarakat Indonesia. Jokowi juga ingin produk budaya Indonesia masuk dan digandrungi negara lain.
"Saya nonton untuk apa? Untuk membandingkan posisi kita ini ada di mana. Kekalahan kita dibandingkan mereka itu ada di mana. Kemenangan kita ada di mana. Senang enggak apa-apa, tapi jangan sampai kita tergerus oleh mereka," lanjut dia.
Jokowi melanjutkan, sebenarnya Indonesia pun memiliki grup musik yang berkualitas, tidak kalah dengan grup musik dari negara lain.
Ia mencontohkan Superman Is Dead, Burgerkill, Nidji, dan Slank. Namun, agar dapat lebih bisa masuk ke negara lain, Jokowi mengakui, memang harus ada perencanaan, persiapan dan strategi yang matang.
"Makanya kita lihat yang lain. Ya itu untuk membandingkan. Tahu bagaimana mereka menata manajemen lighting, manajemen panggung, pengelolaan penonton. Kita ini memiliki semuanya kok," ujar Jokowi.