JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tidak terlalu ambil pusing dengan isu cantrang yang menggoyang posisinya akhir-akhir ini.
Pertama, Susi yakin protes kebijakan pelarangan cantrang itu bukan dimainkan oleh nelayan kecil. Menurut dia, isu itu dimainkan oleh segelintir pengusaha kapal ikan saja.
"Sekarang yang kapal-kapal cantrang besar itu 30 GT (gross ton) ke atas, itu kapalnya ada 700-an, itu pemiliknya cuma 48 orang," ujar Susi dalam acara "#SusiDiRosi" di Kompas TV, Kamis (3/8/2017) malam.
Susi melanjutkan, sebanyak 48 orang itu bukan orang-orang sembarangan. Mereka didominasi pejabat dan pengusaha besar.
"Pemiliknya ada bupati, wakil bupati, bekas anggota DPRD. Banyak pejabat juga yang punya (kapal cantrang)," ujar dia.
Melihat status para pemilik kapal cantrang itu, maka tidak heran jika gelombang protes pelarangan cantrang seolah-olah besar dan mampu "menggoyang" posisinya.
Kedua, Susi menilai, gelombang demonstrasi terhadap dirinya merupakan politisasi. Setiap isu perombakan kabinet alias reshuffle berembus, demonstrasi yang memprotes kebijakannya selalu muncul.
"Setiap tahun ada isu reshuffle, ada demo. Tahun lalu juga sama. Tiap kali ada reshuffle, tiap kali ada demo. Jadi biasa saja. Menteri lain juga didemo, biasa saja," ujar Susi.
(Baca juga: Susi Pudjiastuti "Digoyang" Cantrang...)
Ketiga, Susi yakin Presiden Joko Widodo berpihak kepadanya dalam hal pro-kontra cantrang. Hal itu tercermin dari beberapa kali pernyataan Presiden Jokowi soal cantrang.
"Saya melihatnya Presiden bicara sangat positif. saya melihat itu adalah arahan Presiden yang positif supaya juga mengingatkan kepada yang lain, jangan mengganggu pekerjaan saya. Saya merasanya seperti itu," ujar Susi.
"Itu adalah dukungan politik Pak Presiden kepada saya. Karena kita kan selalu membahas beberapa hal juga bersama," tutur dia.