JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden ke-11 Republik Indonesia Boediono berharap agar Blitar, Jawa Timur, bisa menjadi percontohan bagi daerah-daerah lainnya dalam hal penerapan Pancasila sebaik-baiknya.
Boediono menilai bahwa Blitar bisa menjadi miniatur Indonesia raya. Indonesia raya sebagaimana gagasan Bung Karno dan para pendiri bangsa yaitu Indonesia yang satu.
"Indonesia yang tidak mengenal perbedaan-perbedaan dari segi kesukuan, keagamaan, dan pandangan politik yang di luar NKRI," kata Boediono dalam sambutan deklarasi Paguyuban Blitar Raya di Jakarta, Sabtu (22/7/2017).
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu memaparkan, dari sisi ekonomi, Blitar berpotensi untuk berkembang karena memiliki banyak potensi yang belum digarap.
Apabila rencana pembangunan jalan di Blitar selatan, yang membentang dari Jawa Tengah hingga ujung Jawa Timur terwujud, Boediono yakin bahwa perekonomian Blitar akan bangkit.
"Paguyuban saya kira bisa memberikan sumbangan pikiran, pandangan, dan barangkali dari pengusaha bisa ikut memobilisasi kekuatan-kekuatan," ujarnya.
Adapun dari segi sosial, ia berharap Blitar tetap menjadi wilayah yang menjaga kedamaian di masyarakat.
"Saya ingin teladan dari Blitar, (yaitu) Pancasila dilaksanakan sebaik-baiknya," kata Boediono.
Paguyuban Blitar Raya
Dalam deklarasi Paguyuban Blitar Raya itu, Boediono sebenarnya didaulat sebagai ketua umum.
Namun dalam sambutannya, Boediono menyampaikan penolakan, kendati tetap memberikan mendukung penuh pada paguyuban tersebut.
"Oleh sebab itu, mohon nanti dibuat struktur organisasi yang gesit. Jangan orang tua dijadikan ujung tombak. Nanti malah lambat. Tetapi apa pun, saya pasti akan mendukung," kata suami dari Herawati itu.
Paguyuban Blitar Raya dibentuk sebagai wadah untuk mengumpulkan potensi sumber daya manusia Blitar yang tersebar di seantero Nusantara, bahkan hingga diaspora mancanegara.
Peluncuran Paguyuban Blitar Raya ini juga menarik perhatian dari sutradara internasional asal Blitar, Livi Zheng. Livi hadir sebagai perwakilan diaspora Blitar yang sukses berkarier di luar negeri.
Salah satu deklarator paguyuban, Suhariyanto, menjelaskan bahwa paguyuban ini terbentuk atas ide dari Bupati Blitar Rijanto dan Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar.
Mereka berdua, kata Suhariyanto, menyadari bahwa putra-putri Blitar tersebar tidak hanya di seluruh Indonesia, tetapi juga di luar negeri.
"Beliau berdua menyadari putra-putri Blitar ini mempunyai potensi luar biasa. Jadi, kita berpikir kalau seluruh kekuatan bisa dijadikan satu, kemudian bersama-sama berpikir untuk memajukan Blitar, itu akan menjadi sesuatu yang bagus," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) yang akrab disapa Kecuk itu.
Kecuk menambahkan, para deklarator sepakat paguyuban ini bersih dari kepentingan politik. Dalam paguyuban ini juga tidak ada sekat-sekat perbedaan suku dan agama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.