JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan ada sejumlah hal yang harus dibenahi untuk menghindari terjadinya kasus kecurangan penjualan beras premium yang baru saja terjadi.
Menurut Amran, kecurangan yang dilakukan oleh produsen beras tersebut sangat keterlaluan karena menjual beras yang seharusnya Rp 7.000 menjadi Rp 20.500 per liter.
"Ada sekitar Rp 12.000 lebih keuntungan perusahaan. Berarti ada sekitar 200 persen keuntungan yang didapatkan. Itu yang harus kita benahi di distribusi dan produksi. Untuk itu kita mengajak para pengusaha agar mau menjaga harga pangan dan distribusi ini," kata Amran di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu (22/7/2017).
Baca juga: Geledah Gudang Beras di Bekasi, Polisi Sita 1.100 Ton Beras Oplosan
Ia menambahkan, stabilitas harga pangan harus dijaga betul karena mempengaruhi perekonomian negara secara makro.
Amran mengatakan, saat ini sudah ada satuan tugas (satgas) yang mengawasi proses produksi dan distribusi pangan agar kasus serupa tak terulang.
"Semoga tidak ada lagi oknum yang bermain di kasus ini lagi. Dan bisa diselesaikan. Harapan kita menata bersama distribusi dan jangan mengambil keuntungan yang besar. Pedagang kecil juga mengeluh karena ada oknum tertentu yang membuat seperti itu, 90 persen (mengeluh) di lapangan," lanjut Amran.
Sebagaimana diketahui, gudang beras PT IBU di Jalan Rengas kilometer 60 Karangsambung, Kedungwaringan, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (20/7/2017) petang, digerebek polisi.
Penggerebekan dilakukan terkait dugaan manipulasi kandungan harga beras. Anak usaha dari PT Tiga Pilar Sejahtera tersebut diduga telah mengubah gabah jenis IR64 yang dibeli seharga Rp 4.900 dari petani dan menjadi beras bermerek.
Gabah itu diproduksi menjadi dua merek beras dengan harga jual berbeda, yakni "Maknyuss" seharga Rp 13.700 per kilogram dan "Cap Ayam Jago" seharga Rp 20.400 per kilogram.
Baca juga: Tak Hanya Oplos Beras, Pelaku Diduga Tipu Konsumen soal Nilai Gizi
Kedua harga itu jauh dari yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 9.000 per kilogram dan berpotensi mematikan pelaku usaha lain.
Dalam gudang berkapasitas 2.000 ton itu, polisi menyita 1.100 ton beras siap edar. Beras tersebut dilabeli dengan berbagai merek, antara lain Ayam Jago, Maknyuss, Pandan Wangi, dan Rojo Lele.