Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Pemerintah agar Hutan Sosial Tak Disalahgunakan

Kompas.com - 04/07/2017, 17:44 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memberikan akses perhutanan sosial kepada masyarakat untuk dikelola sebagai lahan pertanian.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, pemerintah juga akan mempersiapkan sejumlah langkah untuk melakukan pengawasan pengelolaan perhutanan sosial tersebut.

Salah satunya, dengan pembuatan kartu navigasi.

"Kami bikin kartu navigasi. Kartu navigasi itu untuk kontrol supaya tidak mangkrak lagi. Kan kelihatan itu, dikasih cip," kata Siti di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/7/2017).

Dengan kartu navigasi tersebut, lanjut Siti, para petani yang mendapatkan akses perhutanan sosial bisa mendapatkan fasilitas perbankan seperti bantuan alat berat atau bibit. Pemerintah pun dapat mengawasi bantuan yang didapatkan oleh para petani.

"Kalau dia dapat alat berat atau bibit masuk di sini jadi kelihatan terkontrol oleh pemerintah dia dapatnya apa," kata  dia.

Siti berharap adanya kartu navigasi tersebut diharapkan dapat membuat manajamen pengawasan menjadi lebih sistematis.

Jika diketahui lahan tidak digunakan dengan baik, maka pemerintah akan mencabut izin penggunaannya dan mengalihkan kepada warga lain.

Namun, jika dikelola dengan baik, maka masyarakat bisa memanfaatkan lahan milik Perum Perhutani itu selama 35 tahun.

(Baca juga: Pemerintah Atur Pembagian Luas Lahan dan Izin Pengelolaan Hutan Sosial)

Sementara, Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, program ini akan dimulai di Karawang dan akan segera diresmikan Jokowi pada bulan ini. Daerah lain seperti Bangka Belitung dan Riau akan segera menyusul.

Luas lahan yang dipinjamkan bervariasi untuk setiap daerahnya, mulai dari 2000 sampai 4000 hektar.

"Mudah-mudahan, pulang dari Eropa bapaknya, minggu ketiga Juli itu, Presiden sudah mulai akan me-launching-nya," ucap Darmin.

Kompas TV Sedikitnya 20 hektar lahan di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, terbakar. Tim Satgas gabungan telah berupaya memadamkan api, tetapi kesulitan karena jauhnya lokasi kebakaran. Kebakaran hutan dan lahan seluas 20 hektar lahan di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, terpantau dari udara oleh Tim Satgas Udara BPBD Riau. Sejak awal Januari hingga saat ini, luas lahan yang terbakar sudah mencapai 64 hektar yang tersebar di Kabupaten Rokan Hulu, Pelalawan, Dumai, Bengkalis, Meranti, Siak, dan Kuantan Singingi. Upaya pemadaman di lokasi terpencil, dilakukan dengan pengeboman air menggunakan satu unit Heli Bell-412 milik Kementerian Kehutanan. Untuk antisipasi kebakaran pada musim kemarau mendatang, BPBD masih menunggu sejumlah heli bantuan lain dari BNPB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com