Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Minta Rest Area Diperbanyak untuk Hadapi Mudik 2018

Kompas.com - 03/07/2017, 11:00 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, salah satu penyebab kemacetan selama mudik, yakni padatnya aktivitas di rest area.

Jumlah rest area yang terbatas tidak bisa menampung pemudik yang ingin beristirahat. Dampaknya, terjadi kemacetan di sekitar area tersebut.

"Karena penuh akhirnya di bahu jalan, dan ini membuat panjang. Sehingga harus dialirkan ke jalur yang lain termasuk ke jalur Pantura," ujar Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (3/7/2017).

Hal tersebut, kata Tito, perlu diperhatikan pemerintah dengan mengatur strategi menghadapi mudik tahun depan. Ia meminta penambahan rest area di jalan tol yang dilalui pemudik.

"Perjalanan panjang dari Jakarta ke Semarang semuanya tol. Mereka mungkin tidak keluar (tol), yang keluar yang menuju kampungnya. Otomatis ini akan melelahkan jadi perlu diperbanyak rest area," kata Tito.

(baca: Arus Mudik dan Balik Relatif Lancar, Kapolri Ucapkan Terima Kasih)

Terkait rekayasa lalu lintas arus mudik dan arus balik, Tito menganggap semua berjalan sesuai rencana.

Menurut dia, tidak terjadi lagi kemacetan selama berjam-jam di jalanan karena kendaraan berebutan keluar di pintu keluar tol.

Pemudik bisa menggunakan jalur alternatif, yaitu tol fungsional yang menghubungkan Brebes dengan Grinsing.

(baca: Dua Rest Area di Tol Cipali Terpantau Padat)

Selain itu, pemerintah juga membangun empat jalan layang untuk menghindari jalur-jalur kereta yang memperparah antrean kendaraan.

"Secara umum, terlepas ada beberapa kepadatan, relatif lancar," kata Tito.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo sebelumnya mengatakan, kepadatan di rest area karena infrastruktur yang ada, seperti toilet dan tempat beristirahat, tidak didesain untuk menghadapi arus mudik dan arus balik Lebaran.

Jika infrastruktur dibangun untuk menampung seluruh kendaraan yang ada saat musim Lebaran, kata Sugihardjo, justru hanya akan menghabiskan banyak anggaran.

Sementara infrastruktur tidak akan dimanfaatkan secara maksimal di luar masa Lebaran.

"Infrastruktur memang tidak didesain untuk arus puncak. Kalau dibuat, maka investasinya banyak, dan di luar puncak arus mudik atau balik jadi mubazir. Mending, dananya buat pembangunan di pinggiran. Jadi memang langkah-langkah optimalisasi yang kami lakukan," ucapnya.

Kompas TV Menhub Lakukan Kunjungan Kerja Pasca-Arus Balik Lebaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com