Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Jokowi yang Tergoda untuk Bawa Mobil Sendiri dan Indonesia

Kompas.com - 09/06/2017, 13:13 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo ternyata tergoda untuk membawa kendaraan sendiri di jalan raya. Pria yang biasa disapa Jokowi ini mengaku sudah belasan tahun dirinya tidak duduk di belakang setir mobil.

Curhat ini disampaikan Jokowi melalui akun Facebook resmi miliknya. Namun, Jokowi mengakui kalau sekarang ini untuk membawa mobil sendiri di jalan raya tidak memungkinkan.

“Sudah belasan tahun lamanya saya tak duduk di belakang setir mobil. Saya kerap tergoda untuk membawa mobil sendiri ke jalan raya, tapi tak memungkinkan,” kata Jokowi, seperti dikutip Kompas.com dari Facebook-nya, Jumat (9/6/2017).

Meski begitu, Jokowi mensyukuri komplek Istana Kepresidenan yang luas di Jakarta dan Bogor, ada golf car, mobil-mobil listrik untuk berpindah dari satu pojok ke pojok lainnya. Jokowi mengatakan, ia sering menjai sopir golf car untuk tamu yang datang.

“Misalnya, ketika Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz dan Raja Swedia Carl XVII Gustav berkunjung ke sini, beberapa waktu lalu, saya mengemudikan golf car untuk mereka,” ujar Jokowi.

(Baca: Tampil Beda, Jokowi Kenakan Jins dan Sneakers Saat Kunjungan Kerja)

Jokowi mengaitkan ceritanya tadi dengan menyebut Indonesia ibarat mobil besar, dengan dirinya sebagai sopir.

Tidak mudah, kata Jokowi, mengemudikan mobil besar bernama Indonesia yang punya luas 5,1 juta kilometer persegi, memiliki penduduknya lebih dari 250 juta jiwa dan punya 714 suku bangsa, 1.100 bahasa daerah, serta agama yang berbeda-beda.

Karenanya, Jokowi menuturkan dia mesti mengemudikan mobil besar bernama Indonesia ini dengan hati-hati agar sampai ke tujuan dengan selamat.

“Mobil ini harus dikemudikan secara berhati-hati melalui jalan yang berliku dan terjal, menembus hujan dan terik matahari, diawasi oleh orang-orang dan bangsa-bangsa lain. Mobil ini harus sampai ke tujuan dengan selamat sentosa,” ujar Jokowi.

(Baca: Usai Pilkada DKI, Survei SMRC Sebut Jokowi Masih Unggul dari Prabowo)

Status Facebook yang di-post Jokowi, Kamis (8/6/2017), hingga hari Jumat pukul 12.00 sudah disukai 26.000 kali, dibagikan lebih dari 1.700 kali dan dikomentari lebih dari 1.800 kali. Sebagian besar warganet merespons status Jokowi ini dengan positif.

Akun Sandi Watti menuliskan, “Tetap semangat dalam memimpin dan membawa bangsa ini pak presiden.bawalah dgn bijak , adil dan berlapang dada dlm menerima kritikan, walau hati panas kepala hrs tetap sejuk sama halnya dgn sy yg hrs membawa murid2 sy untuk menjadi murid yg baik.soleh dan pandai itu jg tdk mudah krn dari kalangan yg berbeda beda.kita tau jabatan adalah sebuah amanah dari allah...maka kita hrs jalankan dgn iklas dan sungguh2 agar kita sampai pada satu tujuan yaitu indonesia yg diakui oleh negara2 lain dgn kemajemukannya bisa bersatu , maju dan dpt bersaing dgn negara2 lain dibawah kemudi yg nachkodanya adalah pak jokowi.good luck my president i hope allah always bless to you.amin ( sandhiwatti guru sd ypwks 2 cilegon )”.

Warganet berharap Jokowi membawa Indonesia menjadi sejahtera dan makmur.

“Selamat mengemudi membawa kami ke tujuan, Indonesia yang sejahtera adil dan makmur. Sehat selalu Pak Presidenku,” tulis Akun Budianta Pinem.

Sementara akun Surahmat Hadi menuliskan, “Saya percaya Anda bukan sopir yg suka ugal2an. Sehingga saya tidak khawatir Indonesia akan bertabrakan atau masuk jurang. Anda tentu berusaha agar Indonesia tdk jd spt mobil rongsokan. Doaku untuk hikmat dan kesehatan Anda".

Kompas TV Hari ini Presiden menghadiri buka bersama yang digelar anggota DPR RI di rumah dinas Ketua DPR Setya Novanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com