Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Muslim Cyber Army yang Asli Tak Pernah Campuri Politik Indonesia"

Kompas.com - 04/06/2017, 23:03 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Regional  Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFE Net) Damar Juniarto mengatakan, terdapat pelaku persekusi di media sosial yang mengatasnamakan diri sebagai kelompok "Muslim Cyber Army". Namun, kata Damar, kelompok Muslim Cyber Army yang ada saat ini, bukanlah kelompok yang sebelumnya telah eksis atau dikenal publik.

Damar mengatakan, kelompok tersebut merupakan kelompok baru dan bukan bagian dari kelompok Muslim Cyber Army yang pernah ada.

"Perlu disampaikan ini bukan Muslim Cyber Army yang benar ya. Memang ada kelompok yang benar tapi mereka tidak pernah menyentuh politik Indonesia," ujar Damar usai diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (4/6/2017).

Damar mengatakan, kelompok Muslim Cyber Army yang asli tak pernah mencampuri politik Indonesia. Pernyataan soal keaslian kelompok tersebut, lanjut Damar juga telah disampaikan oleh kelompok Muslim Cyber Army yang asli.

"Dan ini sudah dikatakan oleh Muslim Cyber Army yang  awal bahwa kelompok yang baru ini bukan bagian dari mereka. Jadi ini orang-orangnya baru dan mengatasnamkaan organiasi ini," ujar Damar.

"Dia anonymous, jadi enggak mudah untuk menemukan siapa saja tapi kan karena kami di bidang teknologi informasi, pelan-pelan bisa mencari siapa Cyber Army," ujar Damar.

Dari analisis yang dilakukan SAFE Net, kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai Muslim Cyber Army merupakan kelompok yang memelopori tindakan persekusi di Indonesia.

Baca juga: SAFE Net: Persekusi Meluas ke Sejumlah Wilayah

Kompas TV Jokowi Perintahkan Kapolri Tindak tegas Pelaku Persekusi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang



Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com