Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Bom Bunuh Diri Salah Maknai Konteks Ayat Perang dalam Al Quran

Kompas.com - 25/05/2017, 23:10 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj heran masih banyak orang yang salah memaknai ayat-ayat dalam Al Quran, khususnya terkait ayat perang.

Hal itu dia sampaikan menanggapi fenomena bom bunuh diri yang pernah terjadi di Indonesia. Bom terakhir di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu malam (24/6/2017), hingga kini belum bisa dipastikan siapa pelakunya. Pihak kepolisian baru menduga, pelaku bom Kampung Melayu kuat terkait dengan jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). 

Baca juga: Pelaku Teror Bom di Kampung Melayu Diduga Kuat Terkait ISIS

"Siapa yang keluar dari rumah, jihad, membunuh dan dibunuh, dosanya diampuni dan masuk surga," kata Said mengutip ayat perang tersebut, ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (25/5/2017).

Padahal, ayat perang tersebut konteksnya diturunkan ketika kota Madinah akan diserang oleh suku kafir Quraisy. Ayat itu untuk mengobarkan semangat para kaum Muslimin.

"Jadi secara logika ketika itu akan kalah, umat Islam cuma 300 orang di dalam Madinah. Nah untuk membesarkan hati para sahabat agar tidak kecil hati. Menang atau kalah maju, terbunuh atau membunuh surga," kata Said.

Baca juga: Jokowi Minta Warga Tetap Tenang tetapi Waspada

Karenanya, saat ini kata Said, ayat perang tersebut tak lagi relevan digunakan. Terlebih digunakan untuk membenarkan bom bunuh diri sebagai jihad membela Islam.

"Nah ini kan kota enggak lagi perang. Kita lagi menata kehidupan yang damai, berbangsa, yang produktif," kata dia.

Baca juga: PBNU: Bom Bunuh Diri dan Terorisme Bentuk Pemahaman Agama yang Sesat

"Tapi lihat radikalisme meningkat. Kita lihat mereka siap mati. Mereka bangga dengan bunuh diri langsung masuk surga dapat bidadari yang cantik. Makanya istilahnya jadi pengantin, itu berangkat dari Al Quran, ayat perang," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com