Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalla: Demi Marwah Partai, Pimpinan Harus Baik dan Bersih

Kompas.com - 23/05/2017, 17:54 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tokoh muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengkritik tajam kebijakan partainya sendiri di bawah kepemimpinan Ketua Umum Setya Novanto. Hal ini menyusul kondisi Novanto yang tengah dirundung perkara korupsi yang dianggap berimbas pada ketidaksolidan partai.

Menanggapi itu, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan bahwa memang sebaiknya demi menjaga marwah suatu partai politik, maka pimpinan partai politik tersebut haruslah baik.

"Partai kalau ingin menjaga marwah partai, maka pimpinan partai harus baik, gitu kan," kata Kalla di rumah dinas Wakil Presiden RI, Jakarta, Selasa (23/5/2017).

Mantan Mantan Ketua Umum Partai Golkar periode 2004-2009 tersebut juga menyebut kredibilitas ketua umum sangat berpengaruh pada marwah partai. 

 

(Baca: Doli: Ibarat Pengemudi Bus, Novanto Ini Ugal-ugalan)

"Harus bersih, karena kalau tidak bisa marwah nanti hilang. Tapi itu tergantung semua pengurus partai itu sendiri," kata Kalla.

Diketahui, langkah-langkah yang menunjukkan ketidaksolidan Golkar tersebut dilakukan sejak tanggal 9 Maret 2017 di mana Novanto disebut terlibat perkara korupsi e-KTP dalam sebuah persidangan.

Novanto pun mulai melancarkan sejumlah langkah yang dinilai Doli merupakan upaya untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Langkah pertama yang dimaksud, yakni memberi dukungan kepada Basuki Tjahaja Purnama dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Padahal waktu itu kami sudah katakan bahwa prosesnya (internal mendukung Basuki) terlalu terburu-buru dan itu kelihatan hanya demi kepentingan beberapa orang saja," ujar Doli.

 

(Baca: Golkar Buka Peluang Setya Novanto Jadi Cawapres Dampingi Jokowi)

"Dan yang paling penting, dukungan tersebut sangatlah bertentangan dengan karakteristik Partai Golkar yang nasionalis religius. Terbukti akhirnya (Basuki) kalah kan?" lanjut dia.

Selanjutnya, yakni munculnya usul nota dari Fraksi Golkar ke pimpinan DPR RI untuk mendorong Presiden Joko Widodo mencabut status cegah dan tangkal Novanto dalam perkara korupsi e-KTP.

"Ada juga soal permintaan fraksi Golkar yang meminta merevisi Undang-Undang KPK. Bahkan, yang terakhir itu kemarin mendorong hak angket untuk KPK. Jadi ini sudah ke mana-mana ini," ujar Doli.

Oleh sebab itu, Doli beserta sejumlah tokoh Partai Golkar lainnya mendorong supaya Novanto segera diganti oleh sosok yang lebih baik.

Kompas TV Rapimnas Golkar Bahas Bahan Pemenangan Pemilu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com