Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Kecam Serangan di St Petersburg

Kompas.com - 04/04/2017, 13:06 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Serangan teror terjadi di antara dua stasiun kereta bawah tanah St Petersburg, Rusia, pada Senin (3/4/2017).

Akibat serangan itu, 11 orang meninggal dunia dan 45 orang mengalami luka-luka.

Mewakili Pemerintah Indonesia, Kementerian Luar Negeri mengecam serangan teror tersebut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, Pemerintah Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam kepada korban dan keluarga yang ditinggalkan.

"Pemerintah Indonesia juga menyampaikan solidaritas terhadap pemerintah dan rakyat Russia dalam menghadapi situasi saat ini," kata Arrmanatha, melalui keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri, Selasa (4/4/2017).

Menurut Arrmanatha, hingga rilis ini dikeluarkan, tidak ada laporan warga negara Indonesia yang menjadi korban saat serangan terjadi.

(Baca: Ledakan Hantam Stasiun KA Bawah Tanah di St Petersburg, 10 Tewas)

Kedutaan Besar RI Moscow terus melakukan koordinasi dengan otoritas setempat untuk mendapatkan perkembangan terbaru dari kejadian tersebut.

Selain itu, KBRI Moscow juga melakukan koordinasi dengan tokoh masyarakat dan mahasiswa di Russia.

"Pemerintah meminta kepada WNI untuk tetap waspada dan menghindari tempat yang berpotensi menjadi target serangan. Pemerintah juga meminta para WNI untuk mematuhi aturan keamanan yang diberlakukan otoritas setempat," ujar Arrmanatha.

(Baca: Ledakan di St Petersburg adalah Serangan Teroris)

Untuk mengetahui perkembangan situasi, KBRI Moscow menyediakan saluran telepon khusus atau hotline di nomor : +7 925 676 5415

Dari Rusia, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mengatakan ledakan di antara dua stasiun kereta bawah tanah St Petersburg pada Senin (3/4/2017), merupakan serangan teroris.

Dalam pernyataan di jejaring media sosial Facebook, Medvedev juga mengatakan, para korban selamat akan diberikan bantuan yang diperlukan.

"Semua perintah yang berkaitan dengan hal tersebut sudah dikeluarkan kepada Kementerian Kesehatan dan Kementerian Darurat," tulis Medvedev.

Sementara itu, Presiden Vladimir Putin mengatakan penyebab pasti ledakan akan terungkap melalui penyelidikan.

Kompas TV Kereta Bawah Tanah di Rusia Meledak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terima Aduan Keluarga Vina, Komnas HAM Upayakan 'Trauma Healing' dan Restitusi

Terima Aduan Keluarga Vina, Komnas HAM Upayakan "Trauma Healing" dan Restitusi

Nasional
SYL Beri Kado Kalung Emas Buat Penyanyi Dangdut Nayunda Nabila

SYL Beri Kado Kalung Emas Buat Penyanyi Dangdut Nayunda Nabila

Nasional
Febri Diansyah Jadi Saksi di Sidang SYL Senin Pekan Depan

Febri Diansyah Jadi Saksi di Sidang SYL Senin Pekan Depan

Nasional
SYL Pesan 'Wine' saat Makan Siang, Dibayar Pakai Uang Kementan

SYL Pesan "Wine" saat Makan Siang, Dibayar Pakai Uang Kementan

Nasional
Kementan Kerap Tanggung Biaya Makan Bersama SYL dan Eselon I

Kementan Kerap Tanggung Biaya Makan Bersama SYL dan Eselon I

Nasional
Draf Revisi UU Polri: Perpanjangan Usia Pensiun Jenderal Polisi Ditetapkan dengan Keputusan Presiden

Draf Revisi UU Polri: Perpanjangan Usia Pensiun Jenderal Polisi Ditetapkan dengan Keputusan Presiden

Nasional
Bayar Cicilan Apartemen Biduanita Nayunda, SYL: Saya Merasa Berutang Budi

Bayar Cicilan Apartemen Biduanita Nayunda, SYL: Saya Merasa Berutang Budi

Nasional
Kehadirannya Sempat Buat Ricuh di MK, Seorang Saksi Mengaku Tambah Ratusan Suara PAN di Kalsel

Kehadirannya Sempat Buat Ricuh di MK, Seorang Saksi Mengaku Tambah Ratusan Suara PAN di Kalsel

Nasional
Gerindra: Negara Rugi jika TNI-Polri Pensiun di Usia 58 Tahun

Gerindra: Negara Rugi jika TNI-Polri Pensiun di Usia 58 Tahun

Nasional
Kemenkominfo Galang Kolaborasi di Pekanbaru, Jawab Tantangan Keberagaman untuk Kemajuan Bangsa

Kemenkominfo Galang Kolaborasi di Pekanbaru, Jawab Tantangan Keberagaman untuk Kemajuan Bangsa

Nasional
Pegawai Setjen DPR Antusias Donor Darah, 250 Kantong Darah Berhasil Dikumpulkan

Pegawai Setjen DPR Antusias Donor Darah, 250 Kantong Darah Berhasil Dikumpulkan

Nasional
Kasus Timah, Kejagung Tahan Eks Dirjen Minerba Kementerian ESDM

Kasus Timah, Kejagung Tahan Eks Dirjen Minerba Kementerian ESDM

Nasional
Soal Putusan Sela Gazalba, Kejagung: Perkara Belum Inkrah, Lihat Perkembangannya

Soal Putusan Sela Gazalba, Kejagung: Perkara Belum Inkrah, Lihat Perkembangannya

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, 24 WNI Diamankan Polisi Arab Saudi

Berhaji Tanpa Visa Haji, 24 WNI Diamankan Polisi Arab Saudi

Nasional
Enggan Beberkan Motif Anggota Densus Kuntit Jampidsus, Kejagung: Intinya Itu Terjadi

Enggan Beberkan Motif Anggota Densus Kuntit Jampidsus, Kejagung: Intinya Itu Terjadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com