Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlindungan Anak Perlu Komitmen Politik

Kompas.com - 22/03/2017, 18:57 WIB

PONTIANAK, KOMPAS - Sampai sekarang belum semua daerah menginisiasi terbentuknya kabupaten/kota layak anak. Padahal, program tersebut telah diluncurkan sekitar 10 tahun lalu. Dari 516 kabupaten/kota di Indonesia, baru 302 yang menginisiasi kabupaten/kota layak anak.

"Komitmen politik untuk perlindungan anak sangat rendah. Padahal implementasi kabupaten/kota layak anak sangat ditentukan oleh komitmen pengambil kebijakan, partai politik, serta masyarakat termasuk budayawan dan tokoh masyarakat," ujar Hamid Patilima, anggota Tim Ahli Pengembangan Kabupaten/ Kota Layak Anak (KLA) Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, di sela kegiatan Lokakarya Advokasi Pengembangan KLA Tingkat Provinsi Kalimantan Barat 2017, Selasa (21/3), di Pontianak.

Kegiatan yang terselenggara atas kerja sama Wahana Visi Indonesia, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), serta Pemerintah Provinsi Kalbar itu berlangsung sejak Senin (20/3).

Menurut Hamid, jika pemda sensitif dengan isu perlindungan anak dan memikirkan kepentingan jangka panjang, seharusnya program pemda bisa disinergikan dengan isu anak, mulai dari pendidikan, kesehatan, dan berbagai hal yang terkait dengan persoalan anak.

Saat ini, sejumlah program pembangunan tidak ramah terhadap anak-anak. Fasilitas publik seperti stasiun kereta api, terminal bus, kapal penyeberangan, dan bandar udara tidak banyak memberikan ruang bermain yang bebas untuk anak-anak saat berada di area fasilitas tersebut. Sebaliknya, pemerintah lebih memfasilitasi hadirnya tempat berjualan makanan dan lain-lain.

Fasilitasi pendampingan

Untuk mendorong pemda menginisiasi KLA, sejumlah lembaga nonpemerintah seperti Wahana Visi Indonesia saat ini aktif melakukan pendampingan kepada kabupaten/kota di sejumlah daerah. Di Kalbar, misalnya, Wahana Visi Indonesia hadir di 49 desa yang tersebar di tujuh kabupaten/kota, yaitu Landak, Kubu Raya, Sintang, Melawi, Sekadau, Sambas, dan Bengkayang, melalui program pendidikan, program kesehatan dan sanitasi, program ekonomi, serta program partisipasi dan perlindungan anak.

"Kami hadir di Kalbar karena masih banyak anak-anak yang belum mendapat hak-hak secara benar," kata Portunatas Tamba, General Manager Zona Kalbar Wahana Visi Indonesia.

Di bidang kesehatan, misalnya, di sejumlah kabupaten/kota angka anak yang terkena stunting (tumbuh tak normal karena gizi buruk) mencapai 40 persen. Di bidang pendidikan, masih banyak anak usia sekolah belum sekolah, bahkan banyak yang putus sekolah di jenjang SD.

Reny Hidjazi dari Pusat Pengembangan Sumber Daya Wanita Borneo menilai untuk menuju KLA, kabupaten/kota di Kalimantan Barat masih perlu banyak berbenah. Misalnya, komitmen menyediakan ruang bermain untuk anak-anak disertai dukungan regulasi. (SON/ESA)
---
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Maret 2017, di halaman 12 dengan judul "Perlindungan Anak Perlu Komitmen Politik".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com