Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hibah dari AS, 18 Pesawat F-16 Sudah Tiba di Indonesia

Kompas.com - 22/03/2017, 16:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Kekuatan pertahanan udara RI terus ditambah. Sebanyak 18 dari 24 pesawat tempur F-16 hibah dari Amerika Serikat yang telah ditingkatkan kemampuannya dari blok 25 menjadi blok 52 kini sudah tiba di Indonesia.

Empat dari 18 pesawat F-16 terakhir tiba pada Senin dan Selasa (21/3). Pesawat itu menempuh perjalanan panjang dari daratan Amerika Serikat dengan penerbangan terakhir dari Guam menuju Pangkalan Udara Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur.

"Pesawat tempur itu jadi tulang punggung Skuadron Udara 3 di Pangkalan Udara Iswahjudi," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya saat dihubungi dari Jakarta, kemarin.

Dia menambahkan, F-16 tersebut menggantikan pesawat F-5E Tiger yang memasuki pensiun.

Menurut Jemi, semua awak penerbang dan awak darat, seperti teknisi, mendapat pelatihan di Amerika Serikat. Sesuai jadwal, enam pesawat F-16 terakhir sudah tiba di Indonesia pada Desember 2017.

Hibah 24 pesawat yang disepakati di periode II pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini menimbulkan perdebatan.

Saat itu, DPR awalnya ingin memprogramkan pembelian enam pesawat F-16 baru blok 52 dengan anggaran 430 juta dollar AS yang dimulai pada APBN 2011. Alasannya, agar kehadiran pesawat tempur itu bisa menjadi efek getar dan daya tangkal yang cukup untuk menggantikan F-16 yang lama.

Namun, akhirnya pemerintah memutuskan menerima hibah 24 pesawat F-16 dari AS. Anggaran yang awalnya untuk pengadaan enam pesawat F-16 baru dipakai untuk ongkos hibah dan meningkatkan kemampuan 24 pesawat hibah itu dari blok 25 menjadi blok 52 (Kompas, 5/10/2011).

Pelajaran

Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin berharap kasus hibah F-16 itu menjadi pelajaran dalam modernisasi persenjataan. TNI sebaiknya tidak melakukan hibah atau membeli pesawat bekas. Pasalnya, butuh biaya yang besar untuk mengoperasionalkan kembali pesawat itu.

Menurut Hasanuddin, biaya untuk meningkatkan 24 pesawat F-16 itu menjadi blok 52 hampir mencapai 800 juta dollar AS.

"Syarat alih teknologi ke PT Dirgantara Indonesia dan penyerahan pesawat sebelum pergantian presiden tahun 2014 tak terpenuhi," katanya sembari menambahkan, dalam penerbangan dari Amerika Serikat ke Indonesia, juga ada pesawat yang mengalami gangguan teknis.

Dari empat pesawat terakhir yang tiba di Indonesia, dua pesawat mengalami kerusakan sehingga perlu diperbaiki. Sementara dua pesawat lain terus melanjutkan penerbangan ke Indonesia. Ini yang membuat kehadiran empat pesawat itu terjadi dalam hari yang berbeda. Dua pesawat tiba Senin dan dua pesawat lainnya tiba Selasa.

Direktur Institute for Defense, Security, and Peace Studies (IDSPS) Mufti Makarim juga berharap keberadaan pesawat tempur hibah itu menjadi pelajaran.

"Setelah sekian lama mangkrak di pangkalan, ternyata membutuhkan biaya tidak sedikit untuk membuat F-16 itu beroperasi kembali," kata Mufti.

Dalam membangun kekuatan militer, lanjut Mufti, hendaknya memprioritaskan pengadaan alutsista baru. Pasalnya, keberadaan persenjataan hibah akhirnya juga membutuhkan biaya besar dengan risiko lebih tinggi.

TNI mesti mengoptimalkan operasional pesawat tempur tersebut dengan kondisi yang ada.

(ONG)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Maret 2017, di halaman 5 dengan judul "Sebanyak 18 F-16 Sudah Diterima".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com