Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Tertahan, Pasukan Perdamaian Polri di Sudan Segera Dipulangkan

Kompas.com - 17/02/2017, 21:36 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, Formed Police Unit (FPU) 8 Indonesia yang selesai menjalankan misi perdamaian di Sudan segera dipulangkan.

Tim tersebut sempat tertahan karena dituduh hendak menyelundupkan senjata lewat bandara.

"Kita harapkan 10 hari ke depan tidak ada kendala sehingga bisa kembali dan berkumpul dengan keluarga," ujar Martinus di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (17/2/2017).

Martinus mengatakan, dari informasi yang didapat, sepuluh tas berisi senjata dan amunisi itu bukan milik kontingen Indonesia.

(Baca: Belum Ditemukan Bukti Pasukan Indonesia Selundupkan Senjata di Sudan)

Investigasi tertutup telah dilakukan oleh otoritas Sudan dan United Nations Hybrid operation in Darfur (UNAMID). Namun, tim investigator merahasiakan hasil penelusurannya.

"Hasil investigasi tidak disampaikan ke perwakilan bantuan hukum yang ke sana," kata Martinus.

Department for Peacekeeping Operations pada PBB telah mengirimkan nota diplomatik ke perwakilan Indonesia di New York untuk memproses kepulangan FPU ke-8.

Saat ini, tim masih menunggu izin pendaratan pesawat yang menjemput dan mengantar pasukan Polri kembali ke Tanah Air.

(Baca: Indonesia Minta Akses Barang Bukti Kasus Penyelundupan Senpi di Sudan)

"Prosesnya sekitar 7 hingga 10 hari ke depan," kata Martinus.

Sebanyak 139 anggota Polri yang dikirim ke Sudan dalam misi perdamaian PBB tertahan kepulangannya.

Sebelumnya, Polri menemukan kejanggalan terhadap tuduhan penyelundupan senjata yang dialamatkan ke kontingen Indonesia di Sudan.

Boy mengatakan, semua barang yang masuk ke bandara sudah terlebih dahulu melewati mesin X Ray.

Namun, sejumlah tas berisi puluhan senjata dan amunisi itu sudah berada di dalam bandara. Semestinya, dari penyisiran mesin saja tas itu tidak boleh lolos.

(Baca: Polri Dapat Informasi Senjata di Bandara Sudan Hasil Curian)

Diduga tas berisi puluhan senjata dan amunisi di bandara El Fasher, Sudan, merupakan barang hasil curian. Kemudian, oleh pihak tertentu diselundupkan ke bandara tersebut.

Kompas TV TNI Bantah Ada Anggotanya Selundupkan Senjata di Sudan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com