JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dinilai perlu mengambil langkah diplomatik terkait kasus penyelundupan senjata di Sudan yang diduga melibatkan anggota misi perdamaian Unamid asal Indonesia.
Wakil Ketua Komisi I Asril Tanjung menilai, langkah diplomatik diperlukan terkait kejelasan terkait kasus tersebut.
"Langkah diplomatik, kami minta Menlu untuk mengadakan pendekatan dengan pemerintah Sudan. Biar ini clear siapa yang memalukan Indonesia," kata Asril di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/1/2017).
(Baca: Fadli Zon Minta Pemerintah Klarifikasi soal Koper Isi Senjata di Sudan)
Asril menganggap kejadian tersebut sebagai hal memalukan, karena kejadian serupa tidak pernah terjadi sebelumnya.
Selain berdampak pada nama baik Indonesia, Politisi Partai Gerindra itu mengkhawatirkan kejadian ini juga berdampak pada kepercayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Kita khawatir nanti PBB bisa enggak percaya ngirim pasukan kita. Selama ini PBB selalu percaya. Saya komandan kontingen Garuda XIID di Kamboja. Kita selalu mendapat penilaian dari pasukan PBB, kontingen terbaik. Kategori outstanding," ujarnya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir sebelumnya mengungkapkan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tengah menyelidiki kasus dugaan penyelundupan senjata itu.
Pemerintah Darfur Utara, Sudan, menyebutkan pasukan polisi Indonesia yang tergabung dalam misi menjaga perdamaian di Darfur (UNAMID) ditangkap pada Jumat (20/1/2017) waktu setempat di bandara Al Fashir, Sudan.
Duta Besar RI di Khartoum sudah berada di lokasi untuk memberikan pendampingan kepada pasukan polisi Indonesia.
Namun, Polri membantah bahwa koper tersebut milik rombongan polisi Indonesia.
Adapun kronologi kejadian versi Polri, yakni pada 15 Januari 2016, rombongan sejumlah 139 orang bertolak ke bandara untuk kembali ke Indonesia.
Barang-barang dimasukkan ke dalam dua kontainer dan dibawa ke bandara. Barang-barang itu dimasukkan ke mesin deteksi, namun tiba-tiba seorang petugas menunjuk sebuah koper, yang diduga kuat bukan milik rombongan Indonesia.
(Baca: Kemenlu: PBB Selidiki Dugaan Polisi RI Selundupkan Senjata di Sudan)
Warna koper tersebut berbeda dengan yang dimiliki rombongan Indonesia. Ternyata, setelah dideteksi, koper itu berisi senjata.
Secara tegas, rombongan yang dipimpin oleh AKBP John Huntalhutajulu membantah koper tersebut milik pasukan Indonesia. John dan rombongan menduga koper tersebut tercampur dengan koper mereka.