Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LBH Pers: Kasus Kekerasan terhadap Jurnalis pada 2016 Meningkat

Kompas.com - 28/12/2016, 16:54 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers mencatat peningkatan tindak kekerasan terhadap jurnalis pada 2016. 

Tahun lalu atau pada 2015, LBH Pers mencatat 47 kekerasan yang menyasar jurnalis.

“Sepanjang tahun 2016, kami mencatat sedikitnya telah terjadi 83 kasus kekerasan terhadap jurnalis,” kata Direktur Eksekutif LBH Pers Nawawi Bahrudin di Jakarta, Rabu (28/12/2016).

Kasus kekerasan tersebut meliputi kekerasan fisik dan non fisik, seperti pelarangan liputan atau pengusiran, penganiayaan, dan ancamanan atau teror terhadap jurnalis.

(Baca: AJI Kutuk Kekerasan terhadap Jurnalis di Madiun)

Sementara, frekuensi tertinggi kekerasan terhadap jurnalis dilakukan oleh polisi.

“Kasus yang kami anggap paling brutal menimpa jurnalis perempuan dari media online di Medan, Sumatera Utara. Dan masih di Sumatera, kasus kekerasan jurnalis media online Riau, Zuhdy, dengan dugaan pelaku anggota kepolisian,” ujarnya.

Menurut Nahwawi, kasus kekerasan terhadap jurnalis masih berpotensi terjadi tahun depan. Terutama, saat pemilihan kepala daerah serentak tahap kedua dilangsungkan pada Februari mendatang.

(Baca: Dewan Pers Temukan Bukti TNI Lakukan Kekerasan terhadap Jurnalis di Medan)

 

“Kekerasan bisa terjadi karena media menyoroti beberapa calon dan dianggap suatu hambatan oleh para pendukung salah satu calon,” ujarnya.

Kompas TV Tuding Kameramen Kompas TV Provokator, Azzam Minta Maaf
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Nasional
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com