Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Teroris di Jatiluhur Akan Serang Pos Polisi Saat Tahun Baru

Kompas.com - 26/12/2016, 11:55 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, empat terduga teroris yang diringkus di Jatiluhur, Purwakarta, mengincar pos polisi untuk diledakkan.

"Mereka sudah survei ke beberapa tempat dan kesimpulan di pos polisi di Bunder karena penjagaannya sedikit," ujar Rikwanto dalam konferensi pers di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (26/12/2016).

Sebenarnya, ada empat pelaku perencanaan penyerangan ini. Namun, dua di antaranya tewas ditembak karena melakukan penyerangan terhadap anggota Densus 88 Antiteror Polri.

(Baca: Densus Tembak Mati Dua Terduga Teroris di Purwakarta)

Rencananya, aksi itu akan dilakukan pada malam pergantian tahun dari 2016 ke 2017.

Keempat orang itu dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok yang pertama bertugas menyerang dengan senjata tajam. Sementara itu, dua orang lainnya hanya mengawasi.

"Namun, berkat kejelian Densus 88, rencana tercium dan dilacak," kata Rikwanto.

Densus 88 telah mengincar kelompok tersebut sejak mereka melakukan perencanaan di Bandung. Namun, petugas sempat kehilangan jejak sebelum akhirnya menemukan mereka lagi di Jatiluhur.

Mereka pindah dari Bandung karena kerap dicurigai oleh para tetangga.

"Kami apresiasi kepada warga karena peduli sama lingkungannya," kata Rikwanto.

Penangkapan pertama dilakukan terhadap Ivan dan Rijal. Dari pengembangan hasil interogasi, diketahui bahwa dua rekannya masih bersembunyi di rumah terapung Danau Jatiluhur, yakni Abu Sofi dan Abu Fais.

Saat hendak dilakukan penangkapan, keduanya melakukan perlawanan ke petugas dengan senjata tajam berupa golok. Akhirnya, Densus 88 melumpuhkan mereka hingga tewas.

(Baca juga: Penangkapan Teroris Jatiluhur, Polisi Temukan Surat "Pengantin")

Kompas TV Polisi Gerebek Rumah Kontrakan Terduga Teroris
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com