Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Peran Tujuh Tersangka Terkait Temuan Bom di Bekasi

Kompas.com - 15/12/2016, 11:40 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, hingga saat ini, Densus 88 sudah mengamankan 11 orang terkait temuan bom di kawasan Bintara, Bekasi.

Dari 11 orang tersebut, baru tujuh yang ditetapkan sebagai tersangka.

"Sebelas orang dengan barang bukti ini, saat ini terus dilakukan pemeriksaan," ujar Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/12/2016).

(baca: Wakapolri: Teroris Masalah Serius, Jangan Ada Komentar Pengalihan Isu)

Tersangka Nur Solihin (NS) merupakan pimpinan kelompok kecil teroris itu. Ia merekrut para tersangka lainnya untuk bergabung dalam rencana amaliyah di depan Kompleks Kepresidenan, Jakarta.

NS membeli bahan-bahan untuk pembuatan bom. Ia menerima dua kali kiriman dana dari Bahrun Naim, simpatisan ISIS asal Indonesia, sebagai modal aksi mereka.

"Berencana bersama AS mengantar DYN ke Masjid Istiqlal, menyaksikan pelaksanaan bom bunuh diri oleh DYN di Istana Negara ketika pelaksanaan serah terima jaga paspampres," kata Boy.

(baca: Daya Ledak Bom Terduga Teroris Ngawi Capai Radius 300 Meter)

Kemudian, tersangka Agus Supardi (AS) yang ditangkap di Bekasi berperan sebagai pembawa bom dari Jawa Tengah ke Bekasi.

Bersama NS, ia membawa bom tersebut kepada tersangka Diyan Yulia Novi (DYN) di Bekasi.

Dalam kelompok ini, DYN berperan sebagai calon pengantin wanita yang akan melakukan bom bunuh diri.

(baca: Tujuh Tersangka Teroris Diduga Mampu Merakit Bom)

DYN berkomunikasi dengan Bahrun Naim dan menerima perintah untuk bunuh diri dengan bom. Ia menerima uang Rp 1 juta sebagai biaya hidup sehari-hari dari Bahrun Naim.

"Dia bersama-sama NS mencari kontrakan yang digunakan sebagai save house," kata Boy.

Tersangka lainnya, yaitu Khafid Fathoni berberan sebagai perakit bom "rice cooker". Ia membuat bahan peledak TATP di rumahnya di Ngawi, berdasarkan panduan dari Bahrun Naim.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com