JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan, pemerintah tetap memperhatikan pendidikan anak-anak di Aceh yang turut menjadi korban gempa.
Sutopo menjelaskan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Aceh, aktivitas belajar anak-anak korban gempa jangan sampai terbengkalai akibat gempa.
Untuk itu, BNPB dan pihak terkait akan mendirikan tenda khusus untuk belajar mengajar.
"Terkait bangunan sekolah yang mengalami kerusakan, guna menunjang kegiatan belajar mengajar yang harus terus berjalan, pemerintah untuk sementara waktu akan menyiapkan tenda atau lokasi khusus bagi murid dan guru," ujar Sutopo, di kantor BNPB, Jakarta, Jumat (9/12/2016).
Sutopo menambahkan, Presiden juga sempat berpesan kepada anak-anak yang ada di Aceh agar tetap semangat.
Pesan itu, kata Sutopo, disampaikan Jokowi disela kunjungan Jokowi ke sejumlah tempat di hari ini. (Baca: Jokowi: Pendidikan Tidak Boleh Berhenti karena Gempa)
"Tadi, arahan presiden murid harus tetap semangat, tetap ceria dan terus belajar," kata Sutopo.
Sutopo menambahkan, pemerintah juga akan memperhatikan nasib para korban gempa yang mengalami luka-luka dan juga nasib keluarga korban yang kehilangan anggota keluarganya.
"Bantuannya adalah Rp 15 juta per - orang yang meninggal dan untuk korban luka berat maksimum adalah Rp 5 juta di mana itu dana dari Kementerian Sosial," kata Sutopo.
Hingga saat ini jumlah warga yang mengungsi tercatat sebanyak 23.231 orang yang tersebar dibeberapa titik.
Adapun rinciannya, sebanyak 10.301 orang berada dari Kabupaten Pidie Jaya. Kemudian, sebanyak 12.930 orang berasal dari Kabupaten Bireun.
Sebanyak 10.301 orang pengungsi yang berada di Kabupaten Pidie Jaya tersebar di enam Kecamatan, yaitu Kecamatan Lueng Putu 460 orang, Kecamatan Meureudu 4.000 orang.
Lalu, Kecamatan Ulim 200 orang, Kecamatan Meurah Dua 4.270 orang, Kecamatan Trienggadeng 1.099 orang, dan Kecamatan Bandar Baru 272 orang. Sedangkan jumlah korban meninggal mencapai 100 orang.