Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBNU Minta Masyarakat Tak Gulirkan Wacana Pemakzulan Jokowi

Kompas.com - 17/11/2016, 23:17 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj meminta masyarakat tak menggulirkan wacana pemakzulan terhadap Presiden Joko Widodo.

Apalagi, jika pemakzulan tersebut memanfaatkan kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Gubernur nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Said mengatakan, Presiden tak bisa diturunkan tiba-tiba tanpa ada alasan yang jelas.

Pasalnya, sistem pemerintahan presidensial telah menjamin bahwa Kepala Negara tidak bisa diberhentikan ketika memerintah, kecuali jika melanggar konstitusi.

"Dalam sistem presidensial tidak mengenal diturunkan di tengah jalan, kecuali kalau ada pelanggaran paling prinsip melanggar Pancasila dan UUD 1945," kata Said usai konferensi pers di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis (17/11/2016).

Menurut Said, Presiden baru bisa diberhentikan jika telah lima tahun menjabat sesuai aturan yang ada.

Dia berharap tak ada lagi kasus pemberhentian presiden tanpa alasan yang jelas, seperti yang menimpa Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada 2001.

"Selama tidak ada pelanggaran sangat fatal tidak boleh diturunkan di tengah jalan lima tahun baru bisa. Jangan sampai peristiwa Gus Dur itu terulang kembali," ujar Said.

Said mengatakan, NU akan selalu menghormati siapa pun yang menjabat sebagai Presiden RI, termasuk Jokowi.

Menurut Said, penghormatan itu dilakukan karena NU berpegang pada konstitusi yang berlaku di Indonesia.

"NU akan selalu di belakang konstitusi. Siapa pun presidennya kalau itu memang dipilih oleh rakyat harus kita hargai dan kita hormati," ucap Said.

Kompas TV Ketum PBNU Imbau Pedemo Ahok Jaga Keamanan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com