Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Formappi: Capaian Kinerja Legislasi Belum Gambarkan Totalitas Kerja DPR

Kompas.com - 17/11/2016, 21:54 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Peneliti Formappi Lucius Karus menilai, kinerja legislasi DPR belum maksimal.

Meski ada peningkatan jumlah produk legislasi yang dihasilkan dibanding 2015, namun hal itu dianggap belum cukup signifikan.

“Capaian peningkatan belum menggambarkan totalitas kerja DPR dalam mengejar target pembentukan legislasi sebagaimana sudah ditetapkan melalui Prolegnas,” kata Lucius dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (17/11/2016).

Di tahun 2015, dari 40 RUU yang masuk di dalam program legislasi nasional prioritas, namun hanya tiga yang rampung menjadi UU.

Sementara tahun ini, dari 50 RUU yang masuk Prolegnas Prioritas, baru tujuh yang rampung.

“Gambaran mengenai kinerja DPR yang tidak memuaskan tersebut nampaknya masih akan terus berlanjut,” kata dia.

Lucius ragu seluruh RUU yang masuk prolegnas prioritas bisa diselesaikan. Selain lantaran anggota Dewan yang kurang efektif dalam memanfaatkan waktu penyelesaian RUU, juga beban yang harus ditampung mereka untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah itu.

Dari 43 RUU yang belum rampung, 19 RUU di antaranya sudah masuk dalam pembahasan tingkat pertama, yaitu antara komisi dan alat kelengkapan dewan.

Sementara sisanya masih dalam tahap penyusunan. “Dari data ini saja kelihatan bagaimana beban yang dipikul DPR dalam mengejar target pembentukan legislasi. Artinya, dalam waktu bersamaan mereka harus terlibat dalam pembicaraan 35 RUU,” kata dia.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com