JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik internasional, Kusnanto Anggoro menilai, terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat tidak akan terlalu berpengaruh dalam hubungan politik luar negeri Indonesia.
Pasalnya, Kusnanto memprediksi pejabat yang akan duduk dalam kabinet Trump masih didominasi orang-orang konservatif.
Kusnanto beranggapan, pejabat itu tidak akan mudah mengubah komitmen lama AS terhadap negara-negara persekutuan.
"Kira-kira tidak akan dengan mudah mengubah komitmen Amerika lama, khususnya terhadap negara-negara Eropa maupun Jepang yang implikasinya akan terbawa sampai Indonesia," ujar Kusnanto saat diskusi di Kantor Para Syndicate, Jakarta, Jumat (11/11/2016).
Selain itu, kata Kusnanto, pernyataan Trump kerap tak cocok dengan kebutuhan konkret AS saat ini.
Semisal, rencana Trump untuk memproduksi lebih banyak kapal laut, pesawat tempur, dan kapal selam baru tidak tepat dengan kebutuhan AS saat ini.
Rencana memproduksi perlengkapan militer itu dimaksudkan untuk menghabisi ISIS dalam waktu 30 hari jika Trump memenangi pilpres.
"Senjata seperti itu tidak cocok untuk ditaruh di Amerika," kata Kusnanto.
Justru, kata Kusnanto, keengganan Trump memulai Trans Pacific Partnership (TPP) dapat melemahkan ketegangan yang terjadi di Laut China Selatan.
Ini, kata Kusnanto, secara politik dapat menguntungkan Indonesia. Pasalnya, TPP diduga sebagai upaya AS untuk mengisolasi China mempenetrasi ekonomi di wilayah Asia Pasifik.
Dengan kemungkinan dibatalkannya TPP, China tidak akan melakukan tindakan agresif untuk mengisi kekosongan politik keamanan maupun desakan mengimbangi kebijakan perekonomian yg dilakukan AS.
"Jadi skenario paling buruk TPP tidak jalan, China justru merasa kurangnya sedikit tekanan Amerika," kata Kusnanto.
Dengan kondisi itu, tambah Kusnanto, Indonesia dapat lebih aktif membahas tata perilaku (code of conduct) pencegahan dan penyelesaian konflik di kawasan Laut China Selatan.
"Mudah-mudahan dalam keaadan seperti itu, Indonesia bisa lebih aktif membicarakan code of conduct Laut China Selatan," ucap Kusnanto.
Trump resmi terpilih sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat usai mengungguli Hillary Clinton.
Kemenangan tersebut menjadikan Trump sebagai orang pertama tanpa pengalaman politik yang diberi mandat sebagai presiden negeri Paman Sam.
Kemenangan Trump dipastikan pada Rabu (9/11/2016) pukul 02.30 dini hari waktu bagian timur AS.