Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara PPATK Cegah Aliran Dana ke Jaringan Terorisme

Kompas.com - 10/11/2016, 08:09 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Direktur Kerja Sama dan Humas Pusat Pelaporan dan Analis Keuangan Firman Shantya Budi mengatakan, PPATK menyampaikan imbauan kepada masyarakat terkait pencegahan aliran dana mencurigakan dalam tindak pidana.

Salah satunya terkait terorisme.

Firman mengatakan, untuk mengantisipasi pembiayaan ke jaringan terorisme, ia meminta agar masyarakat tak sembarangan meminjamkan rekeningnya kepada orang lain.

"Jangan pinjamkan nomor rekening Anda kepada siapapun. Siapa yang bisa jamin bahwa uang yang dipakai untuk transfer ke rekening itu uang yang clear?" ujar Firman, dalam konferensi pers di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Rabu (9/11/2016).

Rekening tersebut bisa saja dimanfaatkan untuk tempat menampung uang hasil kejahatan.

Ia meminta agar masyarakat tak segan menolak permintaan itu.

"Saran kami, ajak saja ke bank, buka nomor rekening sendiri," kata dia.

Tindak pidana pencucian uang tak hanya terjadi untuk kasus korupsi.

Dalam kejahatan terorisme, para pelaku juga mencuci uang untuk membeli senjata dan perbekalan mereka untuk aksi radikal.

Ada sumber yang mendanai kelompok tersebut. PPATK, kata dia, tak hanya menemukan sendiri adanya aliran mencurigakan.

Biasanya, mereka mendapatkan permintaan juga dari aparat penegak hukum untuk menelusuri adanya aliran dana dari satu orang ke orang lain yang dianggap berpotensi pidana.

"PPATK hanya badan intelijen yang mengelola data untuk menyajikan informasi ke aparat penegak hukum. Kami berharap seluruh mitra kerja yang punya informasi bisa kerja sama dengan kami untuk sharing info," kata Firman.

Selain itu, PPATK juga mengusulkan pembatasan penggunaan transaksi tunai karena peredaran uangnya sulit dilacak.

Pembatasan transaksi tunai dilakukan agar mudah dimonitor.

Menurut Fimran, perlu upaya keras untuk menghentikan aliran dana ke kantong jaringan terorisme karena mereka punya motivasi yang sangat kuat.

"Tidak jarang mereka orang muda yang sangat militan, mmanfaatkan teknologi yang ada untuk melakukan aksinya," kata Firman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah Cawe-cawe Soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah Cawe-cawe Soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com