Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Incar Komite Eksekutif, Indonesia Tak Ajukan Calon Presiden Interpol

Kompas.com - 09/11/2016, 07:22 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Kepala Biro Misi Internasional Divisi Hubungan Internasional Polri Brigjen Pol Johanis Asadoma mengatakan, Indonesia tidak mengajukan diri sebagai calon Presiden Interpol 2016-2020.

Presiden Interpol Mireille Ballestrazzi akan mengakhiri masa jabatannya tahun ini.

"Kami tidak mengajukan calon Presiden Interpol. Yang sudah santer beredar adalah Tiongkok akan mencalonkan calonnya untuk menjadi presiden," ujar Johanis, dalam konferensi pers di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) Bali, Selasa (8/11/2016) malam.

Johanis mengaku belum mendapatkan informasi apakah ada negara lain yang juga mengajukan diri.

Indonesia lebih mengincar posisi sebagai salah satu anggota komite eksekutif.

"Jadi ada 11 anggota komite eksekutif. Kami akan ajukan satu calon untuk komite eksekutif," kata Johanis.

Anggota yang diajukan tak tertutup hanya dari Polri.

Johanis mengatakan, bisa juga calon berasal dari lembaga penegak hukum lain seperti kejaksaan atau Komisi Pemberantasan Korupsi yang diajukan.

Menurut dia, Indonesia bisa memperoleh sejumlah keuntungan jika berada dalam keanggotaan komite eksekutif.

Salah satunya yakni merancang rencana kerja Interpol.

"Dapur untuk mengelola semua program-program kerja Interpol itu ada di executive committee. Keuntungannya, kita bisa terlibat di situ, kita membawa nama bangsa Indonesia ke dunia internasional," kata Johanis.

Interpol merupakan organisasi terbesar kedua setelah Persatuan Bangsa Bangsa.

Jika ada perwakilan Indonesia di sana, kata dia, maka nama Indonesia akan dikenal di kancah internasional.

Tak hanya itu, Indonesia bisa lebih mudah melakukan koordinasi terkait misi negara sendiri.

"Dengan adanya personil kita di sana maka akan lebih cepat koordinasi dan implementasi di lapangan," kata dia.

Rencananya pemilihan presiden baru interpol akan dilakukan pada hari terakhir sidang, Kamis (10/11/2016).

Pada sidang hari kedua, Selasa kemarin, para delegasi mulai menyusun road map tahun 2020 dan action plan 2017-2020 untuk pengurus baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com