1. Sikap SBY dan Prabowo atas demo 4 November
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan aparat penegak hukum untuk mendengarkan protes masyarakat terkait kasus Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Kalau (pendemo) sama sekali tidak didengar, diabaikan, sampai Lebaran kuda masih ada unjuk rasa itu," kata SBY dalam jumpa pers di Cikeas.
Jumpa pers digelar untuk menyikapi rencana unjuk rasa ormas Islam di depan Istana, Jakarta, Jumat (4/11/2016). SBY meyakini, unjuk rasa bakal terus terjadi jika protes tersebut diabaikan.
Selengkapnya soal pernyataan SBY silakan baca di sini.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra juga mengungkapkan hal senada.
"Jadi, kenapa yang dipermasalahkan demonstran? Ya kalau lembaga politik pemerintahan dirasakan oleh rakyat tidak bisa mendengar aspirasi rakyat, ya rakyat akan turun ke jalan," kata Prabowo di kantor DPP PKS, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Selengkapnya baca di sini.
Polisi berpakaian preman mengevakuasi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menggunakan Mikrolet M24. Situasi tidak kondusif saat Ahok berkampanye mengunjungi Pasar Rawa Belong, Jakarta Barat.
Sejumlah massa menolak kehadiran Ahok. Mereka berteriak-teriak sambil membawa poster penolakan dan berusaha merangsek mendekati Ahok.
Ahok dibawa ke Mapolsek Kebon Jeruk setelah sekitar 15 menit menyapa warga. Massa anti-Ahok berusaha mengejar namun dihalangi polisi.
Sedianya Ahok hendak mendatangi kawasan Salam Raya untuk meninjau Kali Sekretaris. Karena ricuh, Ahok tak jadi meninjau kali yang kerap meluap dan menyebabkan banjir itu.
Selengkapnya baca di sini.
Saat ricuh terjadi Ketua RT di tempat itu, Dayat, mengaku dipukuli sekelompok warga yang menolak kedatangan Ahok. Baca: di sini.