Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru Sepekan, Satgas Saber Pungli Terima Ribuan Aduan dan Serangan "Hacker"

Kompas.com - 29/10/2016, 05:06 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak diluncurkan pada Jumat (21/10/2016), oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, satuan tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) telah menerima ribuan laporan praktik pungli dari masyarakat.

Anggota Tim Pengembangan Aplikasi Pengaduan Saber Pungli, Ali Hasny, memaparkan, berdasarkan data yang diterima Satgas pada Jumat (28/10/2016) pukul 14.00 WIB, tercatat ada 1087 pengaduan masyarakat melalui layanan SMS di nomor 1193.

Sementara itu, terdapat 88 pengaduan melalui call center, 73 pengaduan melalui aplikasi smartphone dan 936 pengaduan yang dikirimkan melalui email.

(baca: Mekanisme Kerja Satgas Saber Pungli)

"Jadi setelah diluncurkan minggu kemarin, SMS pengaduan yang masuk sudah 1087. Jumlahnya terus bertambah," ujar Ali di ruang Posko Satgas Saber Pungli, gedung Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2016).

Ali menuturkan, hingga saat ini timnya masih terus melakukan pengembangan sistem untuk memenuhi ekspektasi pemerintah.

(baca: Satgas Saber Pungli Berwenang Rekomendasikan Sanksi Pemecatan Hingga Proses Pidana)

Pasalnya, tim pengembangan harus membuat aplikasi yang mampu menampung pengaduan dari seluruh Indonesia dalam waktu yang sangat singkat.

Selain itu, sistem pengaduan Saber Pungli juga akan diintegrasikan dengan website www.lapor.go.id.

"Memenuhi ekspektasi agak sulit. Kebutuhannya cukup luas, waktunya terbatas. Ini masih akan terus berkembang diintegrasikan dengan lapor.go.id supaya tidak overlap. Mungkin kedepannya akan ada perubahan lagi. Itu yang jadi tantangan," kata Ali.

Diretas

Membuat sistem pengaduan pungli bukan berarti tanpa tantangan dari sisi keamanan. Ali menuturkan, sejak seminggu lalu, website Saber Pungli telah mengalami beberapa kali serangan dari peretas.

(baca: Menteri PAN-RB: Tepergok Lakukan Pungli, PNS dan Polisi Langsung Dipecat)

Namun, dia memastikan sistem yang dikembangkan akan tetap dipertahankan sistem keamanannya.

Bersama tim desk cyber Kemenko Polhukam, dia mendesain sistem keamanan berlapis. Artinya, ada tiga layer keamanan, dari sisi pemograman, perangkat dan jaringan.

"Ini yang berusaha menjebol sistem atau serangan dari hacker juga banyak. Orang berusaha baik pasti ada yang ingin mengagalkan. Kami juga dibantu tim desk cyber Kemenko Polhukam. Mereka yang mempertahankan mati-matian dari sisi keamanan cyber-nya," ujar Ali.

Kompas TV Jokowi Minta Gubernur Ikut Berantas Pungli
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

Nasional
Kasus 'Ilegal Fishing' 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

Kasus "Ilegal Fishing" 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

Nasional
Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Nasional
Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Nasional
BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Nasional
Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Nasional
PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Nasional
Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Nasional
PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

Nasional
Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Nasional
DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

Nasional
Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com