Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Sumpah Pemuda, Jokowi Siap "Turun ke Jalan" dan Orasi di Depan Istana

Kompas.com - 28/10/2016, 07:55 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peringatan 88 tahun Sumpah Pemuda akan dirayakan meriah di Istana Kepresidenan, Jumat (28/10/2016) malam. Presiden Joko Widodo direncanakan "turun ke jalan".

Berdasarkan keterangan Kepala Sekretariat Presiden, Darmansjah Djumala, acara akan dimulai pukul 19.30 WIB. Acara terdiri dari tiga segmen.

Pembukaan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan Sumpah Pemuda dan orasi kebudayaan dari Presiden Jokowi, serta 11 pertunjukan seni kebudayaan asli Indonesia.

Terdapat tiga panggung tempat duduk penonton yang didirikan di aspal Jalan Medan Merdeka Selatan. Ketiga panggung itu menghadap ke arena pertunjukan dengan latar belakang pemandangan Istana Merdeka.

"Pak Presiden duduk di salah satunya, di jalan. Karena itu panggung didirikan di jalan. Jadi di depan beliau itu rakyat semua, Beliau membaur dengan rakyat," ujar Darmansjah di kantornya, Kamis (27/10/2016) malam.

Istana telah menyebarkan sebanyak 4.131 undangan yang didominasi oleh masyarakat umum. Hanya 120 undangan yang merupakan menteri serta pejabat negara sahabat.

Ide Jokowi

Konsep acara itu adalah ide Presiden Jokowi sendiri. Terdapat dua hal yang menjadi kata kunci dalam acara nanti malam.

Pertama, mendekatkan masyarakat kepada kehidupan Istana. Kedua, menyegarkan kembali komitmen persatuan Indonesia dari generasi muda.

"Presiden bilang, Istana itu bukan hanya institusi politik, institusi kenegaraan, institusi administrasi. Lebih dari itu, Istana adalah tempat berkembangnya kebudayaan indonesia, bahkan peradaban Indonesia," ujar Djumala.

"Nah dalam rangka membangun ruang publik di lingkungan Istana dan menyegarkan kembali persatuan Indonesia, kami ambil bingkainya adalah peringatan Sumpah Pemuda," kata dia.

Deklarasi Sumpah Pemuda yang lahir pada 1928 dinilai sebagai komitmen politik orang-orang Indonesia sebelum negara terbentuk. Setelah 17 tahun kemudian, 1945, barulah mendeklarasikan diri sebagai sebuah negara, Republik Indonesia.

Sumpah Pemuda pun dinilai sebagai embrio bangsa Indonesia.

"Artinya ketika kita merayakan Sumpah Pemuda saat ini dalam bentuk seni budaya yang beragam itu, kita akan diingatkan Indonesia itu memang beragam dari Sabang sampai Merauke. Pada titik itulah kita, khususnya pemuda harus menghargai keberagaman Indonesia ini," ujar Djumala.

Makna filosofis ini sangat terwujud dalam acara nanti malam. Tiga panggung yang diduduki penonton bermakna tiga pilar Sumpah Pemuda, satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa, Indonesia.

Di arena utama, 11 pertunjukan seni budaya juga akan tampil.

"Jadi orang menyanyi di situ, orang menari kebudayaan kita ditopang oleh tiga pilar persatuan Indonesia. Ini ide yang menurut saya luar biasa dari Bapak Presiden Jokowi. Nanti malam silakan dilihat sendiri bagaimana acara berlangsung," ujar Djumala.

Kompas TV Beraksi untuk Negeri (Sumpah Pemuda 28 Oktober)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com