Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Mengeluh ke Jokowi, Izin Usaha Bisa sampai 20.000 Lembar

Kompas.com - 20/10/2016, 15:42 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo masih saja mendapatkan laporan soal sulitnya mengurus izin usaha di daerah.

Pada Kamis (20/10/2016) pagi, misalnya. Jokowi menerima keluhan dari para investor soal ruwetnya izin untuk mendirikan industri manufaktur.

"Mereka hitung, izin itu hampir 2.000. Lembarannya itu bisa sampai 20.000 lembar kalau (izin) dari pusat diurutkan sampai daerah," ujar Jokowi di depan para gubernur se-Indonesia, Kamis siang.

Tidak hanya izin pendirian manufaktur, izin untuk mendirikan bangunan hotel juga sama ruwetnya. Misalnya, hotel yang memiliki parabola harus ada izin tersendiri.

Hotel ingin membangun kolam renang harus ada izin tersendiri pula. Demikian juga jika hotel ingin membangun restoran, maka harus ada izin tersendiri.

Bahkan, ada dokumen syarat yang tingkat kesulitannya sudah seperti izin. (Baca: Jokowi: Jangan Semua Izin, Izin, Izin, Merepotkan!)

"Bahkan, ada yang namanya rekomendasi saja sudah bisa seperti izin. Syarat bisa kayak izin. Ini yang harus dihentikan. Kalau seperti ini terus investor enggak akan tahan," ujar Jokowi.

"Kalau terus-terusan begini, percuma kita memasarkan, menginformasikan kalau negara kita ini ramah terhadap investor, welcome pada investasi. Praktiknya masih seperti ini," lanjut dia.

Jokowi meminta para gubernur mengecek data tersebut ke wali kota dan bupati di daerahnya masing-masing demi mengonfirmasi kebenarannya.

(Baca: Jokowi: 3.143 Perda Bermasalah Telah Dibatalkan)

Jokowi mengingatkan, Indonesia masih berada pada urutan 109 soal kemudahan berusaha. Masih jauh di bawah Thailand di urutan 89, Malaysia di urutan 18, dan Singapura di urutan pertama.

"Ini perlu saya ulang-ulang supaya kita bisa melihat diri kita sendiri agar izin ini yang harus segera disederhanakan dan disimpelkan," ujar Jokowi.

Para gubernur yang hadir tampak sibuk mencatat poin-poin pernyataan Presiden. Beberapa gubernur yang tidak mencatat tampak memperhatikan Presiden sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.

(Baca: Jokowi Bicara Pemberantasan Pungli, Para Gubernur Mengangguk-angguk)

Tampak hadir antara lain Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Papua Lukas Enembe, Gubernur Sumatera Utara Erry Nuradi, dan Gubernur Jambi Zumi Zola.

Adapun Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak hadir dalam acara itu. Basuki diwakilkan oleh wakilnya, Djarot Saiful Hidayat.

Kompas TV Jelang 2 Tahun Jokowi-JK, Pemberantasan Pungli Mencuat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com