Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri Sebut Korupsi Kepala Daerah Bukan Kesalahan Sistem Pengawasan

Kompas.com - 18/10/2016, 17:22 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menilai korupsi yang melibatkan kepala daerah bukan disebabkan lemahnya pengawasan. Perilaku korup pejabat disebabkan mentalitas koruptif. 

"Kalau sampai hari ini ada kepala daerah dan anggota DPRD yang kena OTT (operasi tangkap tangan) atau akhirnya terkuak ada indikasi korupsi, itu bukan salah dari sistem pengawasan tapi kembali ke mentalitas oknum," kata Tjahjo di Kompleks Kemendagri, Jakarta, Selasa (18/10/2016).

Menurut Tjaho, pengawasan internal seluruh aparatur pemerintah pusat dan daerah telah dilakukan secara ketat.

Mereka, kata Tjahjo, seharusnya telah memahami area rawan korupsi dan tidak menyalahgunakan kewenangan.

"Ini sinkron dengan apa yang ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo. Pungli satu rupiah pun harus diberikan sanksi yang ketat," ucap Tjahjo.

(Baca: KPK Tetapkan Wali Kota Madiun sebagai Tersangka)

Tjahjo menuturkan, jika kepala daerah terkena OTT pihaknya akan langsung memberikan sanksi, seperti pemberhentian jabatan hingga pemberhentian tidak hormat.

Dalam hal itu, Kemendagri akan berkoordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

"Kalau dia dari partai politik, kami yakin pimpinan partai akan memberi sanksi pemecatan, kecuali dia sedang dalam proses saksi atau tersangka tetap kami gunakan asas praduga tak bersalah," ujar Tjahjo.

Terkait pemberian bantuan hukum bagi kepala daerah atau pejabat di lingkungan Kemendagri, tambah Tjahjo, tergantung pada situasi.

Di lingkup Kemendagri, Tjahjo menyebutkan telah memberikan sanksi kepada 24 orang. Sanksi tersebut antara lain berupa penundaan jabatan hingga pemecatan secara tidak hormat.

Kompas TV Gedung DPRD Kebumen Sepi Pasca OTT

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com